BERITA UNIK

H.H. Holmes Jigsaw Dunia Nyata Pembunuh Berantai Pertama Amerika

Pembunuh Berantai

DOMINO206LOUNGE – Pembunuh Berantai, pernahkah anda menonton film Saw ? Film bergenre horror thriller tersebut bercerita tentang pembunuh berantai berjulukan Jigsaw yang memiliki kebiasaan menculik para korbannya, lalu menempatkan mereka dalam bangunan tertutup yang berisi jebakan berbahaya. Jika korban gagal melepaskan diri, maka korban akan tewas akibat terbunuh oleh jebakan yang sudah dipasang oleh Jigsaw tadi. DOMINO206

Kisah dalam film Saw memang hanya bersifat fiksi semata, alias tidak benar-benar nyata. Namun orang dengan kebiasaan membunuh seperti Jigsaw ternyata benar-benar pernah hidup di dunia nyata. Orang tersebut adalah H.H. Holmes, seorang pria yang membunuh para korbannya dengan cara menempatkan mereka dalam bangunan berisi jebakan-jebakan tersembunyi nan mematikan.

Holmes lahir pada tanggal 16 Mei 1861 di Gilmanton, New Hampshire, AS, dengan nama asli Herman Webster Mudgett. Sejak muda, anak dari keluarga petani tersebut sudah menunjukkan kalau dirinya memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Berkat otak encernya, Herman pun berhasil diterima masuk ke jurusan kedokteran Universitas Vermont, dan kemudian Universitas Michigan.

Pada usia 17 tahun, Herman menikah dengan Clara Lovering. Clara pulalah yang kemudian membantu menunjang biaya kuliah Herman. Namun bak air susu dibalas air tuba, Herman justru kerap memperlakukan Clara secara kasar. Sahabat anehdidunia.com karena tidak tahan dengan perlakuan Herman, Clara pun kemudian pulang ke New Hampshire. Herman juga digosipkan kerap mencuri alat kedokteran supaya bisa mendapatkan uang ganti rugi dari pihak asuransi. 

Herman sendiri berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 1884. Setelah lulus, Herman pindah ke New York. Di sana, ia sempat terlihat bersama dengan seorang anak kecil yang belum lama ini dinyatakan hilang. Herman berdalih kalau anak tersebut kembali ke keluarganya. Namun tidak lama sesudah itu, Herman langsung angkat kaki dari New York untuk tinggal di Philadephia.

Pembunuh Berantai

Di kota barunya, Herman bekerja sebagai apoteker. Lagi-lagi Herman tersandung kasus di sini. Saat seorang anak meninggal usai menerima resep obat dari tempatnya bekerja, Herman pindah ke Chicago dan mengganti namanya menjadi Henry Howard Holmes. Ia juga berhasil mendapatkan pekerjaan baru di apotik milik Elizabeth S. Holton. 

Berkat kerja kerasnya, Holmes berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli apotik tadi dari Elizabeth dan suaminya, sesama alumni tempat Holmes dulu berkuliah. Ia kemudian memanfaatkan apotik tersebut untuk menjual obat palsu yang ia klaim bisa menyembuhkan kecanduan minuman keras, sebelum kemudian memindahkan apotiknya ke tempat lain.

Tahun 1887, Holmes membeli sepetak tanah yang berada tidak jauh dari lokasi apotik barunya. Di atas tanah baru tersebut, Holmes menyewa jasa tukang bangunan untuk mendirikan bangunan bertingkat dua. Tahun 1892, bangunan yang sama dimodifikasi menjadi gedung tingkat tiga. Holmes sendiri berencana memanfaatkan gedung yang bersangkutan sebagai hotel. 

Di tahun itu sendiri, Chicago sedang menjadi tuan rumah festival Pameran Dunia. Jutaan orang berduyun-duyun memadati kota tersebut. Jadi bukan hal yang mengherankan jika kemudian tempat-tempat penginapan laris diserbu pelanggan. Sahabat anehdidunia.com Holmes tahu persis akan hal tersebut. Namun yang tidak diketahui oleh orang lain adalah, ternyata hotel yang dikelola oleh Holmes tersebut bukanlah hotel biasa, melainkan tempat jagal terselubung.

Dari luar, hotel tersebut nampak seperti bangunan bertingkat biasa. Warga sekitar bahkan menjuluki hotelnya sebagai ‘Istana’ karena dari luar, hotel tersebut nampak begitu megah. Namun di dalamnya, terdapat aneka perkakas tersembunyi seperti lubang untuk mengintip, pintu jebakan, pintu rahasia, dan alarm yang mendeteksi pergerakan tamu-tamu hotel. 

Pembunuh Berantai

Masing-masing kamar hotel dilengkapi dengan pipa gas yang dikendalikan langsung dari kamar Holmes. Kamar-kamar itu tadi juga didesain sedemikian rupa supaya Holmes bisa membunuh korbannya dengan berbagai cara. Misalnya dengan cara mengurung korban hingga tewas akibat kehausan. Korban-korban kesadisan Holmes kemudian dibawa ke ruang bawah tanah untuk dikuliti dan dibuang dagingnya, supaya kerangkanya bisa dijual ke sekolah kedokteran.

Pembunuh Berantai

Korban pertama Holmes adalah seorang wanita yang bernama Julia Smythe. Julia sendiri aslinya adalah istri dari Ned Conner, penjaga toko perhiasan di hotel milik Holmes. Conner mulai bekerja di hotel pada tahun 1890, namun ia pergi tak lama kemudian begitu tahu kalau Julia berselingkuh dengan Holmes. Tahun 1891, Julia dan anak perempuannya yang bernama Pearl dinyatakan hilang. Holmes sendiri pada waktu itu mengklaim kalau Julia meninggal akibat gagal melakukan aborsi.

Tahun 1892, Emeline Cigrande mulai bekerja sebagai sekretaris pribadi Holmes. Saat Holmes meminta Emeline untuk menikahinya, Emeline tanpa curiga langsung menerimanya. Naas bagi Emeline karena tidak lama setelah keduanya bertunangan, Holmes malah menyekap Emeline sebelum kemudian membunuhnya dan menjual kerangkanya ke sekolah kedokteran setempat. 

Holmes kemudian merekrut Minnie Williams untuk menjadi stenografer pribadinya (stenografer adalah semacam juru tulis saat terjadi percakapan lisan). Ia kemudian membujuk Minnie untuk menyerahkan properti miliknya, sebelum kemudian mengajak Minnie untuk tinggal bersamanya di apartemen pada tahun 1893. Tak lama sesudah itu, Minnie beserta saudarinya yang bernama Nannie tidak pernah lagi terlihat sejak bulan Juli di tahun yang sama.

Pembunuh Berantai

Tahun 1894, Holmes pindah ke Colorado dan menikah dengan Georgiana Yoke. Sementara pengelolaan hotelnya di Chicago dititipkan kepada Pat Quinlan. Tahun 1914, Quinlan ditemukan meninggal akibat overdosis. Sahabat anehdidunia.com tubuhnya ditemukan bersama dengan catatan kecil yang bertulisan “saya tidak bisa tidur”. Quinlan dispekulasikan melakukan bunuh diri karena tidak tahan dengan pemandangan mengerikan yang ia saksikan di dalam hotel.

Seperti halnya Jigsaw yang memiliki pengikut setia di film-filmnya, Holmes juga memiliki pengikut untuk membantunya melakukan aneka tindak kriminal. Orang tersebut adalah Benjamin Pitezel yang bekerja sebagai pengikutnya selama bertahun-tahun. Namun sial bagi Pitezel, karena Holmes kemudian justru malah mengkhianatinya.

Pembunuh Berantai

Semuanya bermula ketika Holmes meminta Pitezel untuk memalsukan kematiannya supaya bisa mendapat uang ganti rugi dari pihak asuransi. Supaya terlihat semakin meyakinkan, Holmes juga mencari mayat yang serupa dengan Pitezel. Rencana Holmes tersebut berhasil dan pihak asuransi setuju untuk membayar biaya kematian Pitezel. Namun bukannya membagi dua uang asuransi tersebut sesuai dengan kesepakatan awal, Holmes justru malah membunuh Pitezel dan membakar mayatnya.

Pembunuh Berantai

Layaknya peribahasa ‘sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga’, pihak asuransi yang awalnya mempercayai Holmes mulai curiga ketika seorang pria yang bernama Marion Hedgepeth melapor ke polisi. Sahabat anehdidunia.com Hedgpeth adalah teman Holmes yang dijanjikan akan menerima bagian dari uang ganti rugi asuransi jika ia bersedia mencarikan pengacara untuk Holmes. Holmes pun kemudian ditangkap oleh polisi saat tengah berada di Boston.

Saat diperiksa polisi inilah, sepak terjang Holmes sebagai pembunuh berantai akhirnya terkuak. Berdasarkan bukt-bukti yang ada, Holmes bertanggung jawab atas setidaknya 27 kasus pembunuhan. Saat hotelnya di Chicago digeledah, polisi menemukan peti berisi kerangka wanita, tumpukan baju yang masih berlumuran darah, serta timbunan tulang yang nampaknya berasal dari anak kecil.

Pembunuh Berantai

Terungkapnya aksi Holmes langsung membuat geger publik Chicago. Media setempat sampai menjuluki Holmes sebagai ‘Monster Chicago’ (Beast of Chicago). Ia pun dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi di Penjara Moyamensing pada tahun 1896. Seolah cerita horor terkait Holmes masih belum selesai, ia dilaporkan tidak langsung mati saat digantung dan baru dinyatakan tewas 15 menit kemudian.  Sebelum eksekusi gantung dijalankan, ia sempat menulis sebuah catatan :

Pembunuh Berantai

“I was born with devil in me. I could not help the fact that i was murderer, no more than the poet can help the inspiration to sing. I was born with “the evil one” standing as my sponsor beside the bed where i was ushered into the world and he has been with me since.”

Hotel tempat Holmes melakukan pembunuhan sendiri kemudian dibeli oleh A.M. Clark yang berniat menjadikan hotel tersebut sebagai semacam tempat wisata angker. Namun sebelum niatnya kesampaian, 2 orang yang tak dikenal membakar gedung tersebut hingga 2 lantai atasnya terbakar habis. Lantai dasar hotel tersebut lantas dihancurkan pada tahun 1937 sebelum kemudian dibangun ulang sebagai Kantor Pos Englewood.

Sumber : Poker Online

Baca Juga : Jalan Menuju Surga Di China

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *