BERITA UNIK

Seniman. medan? Mau Makan Apa Kau Nanti?

domino206lounge Seniman, medan ? mau makan apa ? Medan disebut-sebut kota tanpa bentuk. Kecuali preman, tidak ada profesi yang bisa tumbuh dengan baik di kota ini.

Jadi pejabat harus harus semi preman. Mau jadi politis juga mesti berjiwa preman. Apalagi mau jadi pengusaha, sudah pasti harus punya mental preman.

Konon lagi harus jadi seniman. Kalau tak berkarakter preman yang selamat malamlah. Begitu kata seniman musik tradisi Daniel Sijabat.

Memang bukannya hanya di Medan, di kota-kota lain seniman hampir tak punya tempat. Apakah itu musisi, penari, perupa, aktor dan sebagainya.

Seniman belum punya tempat di hati masyarakat. (Mau makan apa kau nanti,) begitu biasanya kata orangtua.

Seniman. Medan

Seniman,

Sebenarnya pendapat miring itu tidak perlu muncul bila masyarakat benar-benar paham dengan dunia kesenian. Termasuk dengan peluang-peluang yang nantinya berkaitan dengan kesejahteraan mereka kelak.

Apalagi sekarang ini, hampir setiap saat ada event kesenian yang dapat dimasuki semua pelaku seni.

Meski tentunya perlu strategi untuk itu. Namun setidaknya kesempatan selalu ada setiap saat.

Begitu juga dengan kehidupan para pelaku seni dewasa ini sudah lebih baik. Adakalanya honor yang mereka terima jumlahnya lebih dari cukup untuk kebutuhan 2-3 bulan. Meski juga ada yang sangat mengecewakan bahkan tidak dibayar sama sekali.

Namun yang pasti peluang untuk mentas itu selalu ada. Baik dalam negeri maupun luar negeri. Tidak heran banyak terutama seniman tradisi dari Medan yang malang melintang dari satu benua ke benua lainnya.

Menyebut beberapa nama misalnya, seperti Marsius Sitohang, Rizaldi Siagian (kini tinggal di Jakarta), Irwansyah Harahap, Rithaony Hutajulu, Frans Sihotang dan sebagainya dan sebagainya.

Kebetulan nama-nama di atas adalah seniman musik. Dan faktanya kesempatan manggung di luar negeri boleh dibilang lebih besar kepada mereka.

Dari sisi kesejahteraan juga mereka terbilang berhasil. Setidak-tidaknya tidak seperti gambaran umum yang entah mengapa membayangkan kehidupan mereka susah. Mungkin entah karena penampilan yang sederhana atau bahasa tubuh

Hal yang paling penting disoroti adalah dukungan pemerintah. Keberpihakan pemerintah sangat kurang kepada dunia seni. Apalagi di Medan.

Kota sebesar ini dan kaya akan budaya, tidak punya gedung kesenian. Padahal secara geogragfis kota ini sangat strategis bagi industri seni.

Medan dekat dengan Malaysia, Singapura dan Thailand. Tiga kota yang sekarang berlomba-lomba meraup ekonomi dari bisnis seni.

Tapi potensi itu tidak juga disadari petinggi Kota Medan. Satu-satunya ruang publik seni hanya Taman Budaya Sumatera Utara, itupun dengan kondisinya yang sejak lama gawat darurat. Begitu juga dengan stakeholder seperti Dewan Kesenian yang sempat bertahun-tahun mati suri.

Sumber : Poker Online

BACA JUGA : Merek Dagang Dan Kisah Unik Di Baliknya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *