Uncategorized

5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Di waspadai

5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Diwaspadai

DOMINO206LOUNGE –  5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Di waspadai. Seperti namanya, gangguan kepribadian narsistik membuat seseorang memiliki rasa kepercayaan diri berlebihan hingga bersikap egois.

Menghadapi pribadi seperti ini perlu kesabaran ekstra. Dengan ego yang besar, pribadi narsistik pasti hanya ingin menang sendiri, tak peduli apa pun caranya.

Berdebat atau berargumen dengan pribadi narsistik bisa membuat seseorang merasa kecil hingga sakit hati, misalnya saat beradu argumen. Inilah lima argumen toksik pribadi narsistik yang harus di waspadai.

Berikut Ini 5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Di waspadai

1. Menyepelekan

5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Diwaspadaiilustrasi berdebat (pexels.com/Liza Summer)

Menurut sebuah penelitian gabungan di Eropa yang di muat dalam jurnal PLOS One, bukan rahasia kalau pribadi narsistik memiliki kesadaran diri minim dan tak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemungkinan besar, inilah mengapa mereka “tidak sadar” dengan perkataan mereka.

Jadi, jangan aneh jika pribadi narsistik menganggap remeh apa yang terjadi atau apa yang mereka katakan sebelumnya. Sebagai contoh, Psych Central menjabarkan beberapa argumen, seperti:

  • “Cuma gitu aja, santai.”
  • “Sebelumnya, aku mengatakan/melakukannya, dan kamu gak begitu reaksinya.”
  • “Baper amat, begitu doang.”

Selain itu, pribadi narsistik juga umumnya memperhalus perbuatan mereka yang sebenarnya tetap salah. Sebagai contoh, mencuri bagi mereka adalah “meminjam uang dan lupa meminta”.

2. Menyalahkan

5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Diwaspadaiilustrasi menyalahkan orang lain (pexels.com/Budgeron Bach)

Selain meremehkan, tentu saja mereka akan mulai menyalahkan lawan bicara. Sebuah penelitian di Australia tahun 2020 menyatakan bahwa pribadi narsistik sudah alami merasa sebagai korban. Jadi, mereka akan menyalahkan orang lain atau keadaan, kecuali introspeksi diri. Jadi, jangan aneh bila mereka mengatakan:

  • “Lah, bukan salahku. Ini justru salahmu (atau ‘aku tertekan’ atau ‘kerjaan numpuk’).”
  • “Kalau kamu gak melakukan ini, pasti aku gak akan ikut-ikutan.”
  • “Jangan salahkan aku, emang aku terlahir seperti ini (atau ‘ini caraku, bukan caramu’).”

Jika lawan bicara sudah keburu “termakan”, justru mereka yang akan meminta maaf pada individu narsistik.

3. Gaslighting

5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus DiwaspadaiIlustrasi orang meremehkan pasangannya (pexels.com/Alex Green)

Satu hal yang perlu di ketahui, bahwa individu narsistik memang susah untuk diminta pertanggungjawaban. Sebuah studi di Norwegia yang di muat dalam jurnal Europe’s Journal of Psychology tahun 2018 menemukan bahwa individu narsistik tak mudah merasa bersalah seperti orang pada umumnya. Poker Online

Akibatnya, individu narsistik bisa secara blak-blakan menyangkal bahwa mereka mengatakan atau melakukan perbuatan yang menyinggung, bahkan sudah jelas buktinya. Fenomena ini di sebut gaslighting, dan akhirnya membuat lawan bicara mempertanyakan diri sendiri. Individu narsistik mungkin melakukan gaslighting dengan mengatakan:

  • “Aku tak pernah mengatakannya.”
  • “Hah? Gak ada kejadian seperti itu.”
  • “Bukti ini tak membuktikan apa pun.”

4. Merendahkan

5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Diwaspadaiilustrasi meledek (pixabay.com/Tumisu)

Individu narsistik pasti mau menang sendiri, dan jika “keras di lawan keras”, maka argumen bisa menjadi makin panas. Sayangnya, individu narsistik lagi-lagi tak sadar diri dan justru makin merasa menang.

Jangan aneh jika mereka malah meledek, merendahkan, bahkan tertawa meski kamu sebenarnya merasa tersinggung atau terluka (batin). Beberapa kata-kata merendahkan yang bisa di lontarkan oleh pribadi narsistik, seperti:

  • “Konyol banget, sih.”
  • “Kamu gak waras, ya.”
  • “Kelihatannya, ada yang gak beres sama diri mu, ya.”

5. Mengalihkan

5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Diwaspadaiilustrasi argumen (pexels.com/RODNAE Productions)

Berbicara soal gaslighting, perilaku ini tak melulu frontal. Gaslighting bisa berupa pengalihan isu sehingga lawan bicara jadi susah untuk mengutarakan masalah. Saat di hadapkan dengan bukti, individu narsistik malah mengalihkan isu sambil menyerang lawan bicara. Taktik pengalihan isu ini bisa berupa:

  • Tak langsung: Mengungkit topik yang tak ada hubungannya.
  • Masa lampau: Mengungkit topik lama atau kesalahan lampau lawan bicara.
  • Rasa bersalah: Membuat lawan bicara seolah tak tahu terima kasih.
  • Tuduhan: Langsung menuduh lawan bicara atas perbuatan yang sebenarnya individu narsistik lakukan. JOIN SINI

Cara menghadapinya

Jadi, bagaimana jika kamu terjebak berargumen dengan pribadi narsistik? Pastinya, kamu tak perlu merasa kecil. Selain mengerti keadaan mereka, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar menjaga argumen tak keluar jalur. Psych Central menjabarkan beberapa tips seperti:

  • Fokus pada fakta dan tetap objektif.
  • Fokus dengan argumen yang menyatakan keluhan diri, bukan tuduhan terhadap individu narsistik.
    • Daripada mengatakan “Kamu egois”, coba katakan “Aku rasa, kamu tak mengerti perasaanku saat ini.”
  • Tetap tenang. Ikuti cara-cara ini:
    • Tarik napas dalam.
    • Beri jeda pada tiap kalimat dalam ucapanmu.
    • Undur diri dalam beberapa menit untuk mengontrol diri.
  • Utarakan batasan dan jangan takut. Coba kata-kata ini:
    • “Kamu bilang aku tak waras sekali lagi, aku tak akan menoleransinya.”
    • “Masih mau tarik urat? Aku lebih baik pergi.”
  • Utarakan ekspektasimu dan jangan mengindahkan ekspektasi individu narsistik.
  • Tentukan batasan waktu dalam berargumen.

5 Argumen Toksik Pribadi Narsistik yang Harus Diwaspadai

Sudah melakukan hal-hal tersebut? Bagus, dan itu artinya kamu tegas terhadap diri sendiri dan individu narsistik. Namun, hubungan dan argumen dengan individu narsistik bisa jadi abusif, toksik, hingga berbahaya untuk kesehatan diri dan mentalmu.

Jadi, jika argumen hanya jalan di tempat dan mereka sudah mulai mengancam, lebih baik segera tinggalkan mereka dan argumen tersebut. Ancaman-ancaman tersebut bisa berupa:

  • Mengancam melaporkanmu ke polisi.
  • Akan menuntutmu.
  • Mengancam akan melaporkanmu ke atasan atau ke HRD.
  • Ancaman fisik terhadapmu, orang tersayang, hingga hewan peliharaan.

Tak kalah penting, jika kamu merasa terjebak dengan individu narsistik, tak ada kata terlambat untuk mencari yang terbaik untukmu. Selalu ingat, kesehatan mental dan fisikmu harus lebih di utamakan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *