ADUQ BANDAR POKER BANDAR66 BANDARQ BERITA UNIK

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

DOMINO206  7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan Racun alami ialah bahan kimia yang diproduksi oleh organisme hidup secara alami. Bahan kimia ini tidak berbahaya bagi organisme itu sendiri, tetapi mungkin beracun bagi makhluk lain, termasuk manusia.

1. Mikotoksin

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

Mikotoksin berasal dari bahasa Yunani untuk jamur “mykes” dan kata Latin “toxicum” yang berarti racun. Dijelaskan laman Canada.ca, mikotoksin adalah racun alami yang diproduksi oleh jamur yang dapat tumbuh pada tanaman di lapangan atau setelah panen. Makanan yang bisa mengandung mikotoksin termasuk sereal, kacang-kacangan, buah, kopi, kakao, rempah-rempah, minyak sayur, dan susu.

2. Glikoalkaloid

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

Glikoalkaloid adalah racun alami yang terdapat dalam kentang. Dilansir Auriga Research, glikoalkaloid konsentrasi tinggi ditemukan pada kecambah dan kulit kentang yang rasanya pahit. Racun diproduksi oleh tanaman sebagai respons terhadap stres, seperti kerusakan.

Konsumsi glikoalkaloid dalam kadar tinggi bisa meracuni manusia. Gejala biasanya muncul 30 menit sampai 12 jam setelah konsumsi, seperti mual, muntah, kram perut, dan diare. 

yang parah biasanya disertai berbagai efek neurologis, seperti mengantuk, gelisah, gemetar, kebingungan, kelemahan, dan gangguan penglihatan. 

Sayangnya, memasak kentang tidak akan menghancurkan racun ini. Oleh karena itu, kecambah kentang tidak boleh dimakan dan bagian yang hijau atau rusak harus dibuang.

3. Grayanotoxin

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

Lebah mengumpulkan nektar dari bunga untuk menghasilkan madu. Apabila di dalam bunga-bunga itu terdapat racun, racun akan berakhir di madu. 

Salah satu contohnya adalah grayanotoxin, yang diproduksi secara alami oleh tanaman seperti rhododendron dan laurel gunung. Menurut U.S Food & Drug Administration, makan madu dengan jumlah toksin yang tinggi dapat menyebabkan gejala keracunan, seperti mual, muntah, atau pusing.

4. Furokumarin

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

Furokumarin terdapat dalam wortel, peterseli, akar seledri, tanaman sitrus, dan beberapa tanaman obat. Furokumarin adalah racun yang dilepaskan sebagai respons terhadap stres, seperti kerusakan fisik pada tanaman.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), racun ini dapat menyebabkan masalah gastrointestinal pada orang yang rentan. Furokumarin juga bersifat fototoksik yang dapat menyebabkan reaksi kulit parah di bawah sinar matahari.

5. Asam oksalat

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

Asam oksalat ditemukan secara alami di banyak tanaman, seperti:

  • Buah-buahan.
  • Biji cokelat.
  • Sayuran berdaun hijau.
  • Kacang.
  • Biji.
  • Bayam.
  • Ubi jalar.
  • Belimbing.
  • Lobak hijau.
  • Endive.
  • Swiss chard.
  • Sayuran bit.

Asam oksalat tidak boleh dimakan. Asam oksalat bersifat racun yang jika dimakan dapat menyebabkan kedutan otot, kram, penurunan pernapasan dan detak jantung, muntah, nyeri, sakit kepala, dan kejang.

6. Glikosida sianogenik

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

Glikosida sianogenik adalah fitotoksin yang ditemukan pada setidaknya 2.000 spesies tumbuhan. Singkong, sorgum, akar bambu, dan almon adalah beberapa makanan yang mengandung glikosida sianogenik. 

Menurut WHO, glikosida sianogenik dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan pernapasan cepat, penurunan tekanan darah, pusing, sakit kepala, sakit perut, muntah, diare,

7. Solanina dan chaconine

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

Solanina dan chaconine ditemukan di dalam tomat, kentang, dan terung. Konsentrasi yang lebih tinggi biasanya ditemukan pada bagian kecambah, kulit, serta bagian hijau yang rasanya pahit.

Racun ini dihasilkan tanaman sebagai respons terhadap situasi stres, seperti memar, sinar UV, mikroorganisme dan serangan dari hama serangga dan herbivora. Untuk mengurangi produksi solanina dan chaconine, penting untuk menyimpan kentang di tempat yang gelap, sejuk, dan kering, serta tidak memakan bagian yang hijau atau kecambah.DOMINO206 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *