BERITA UNIK

Bajak Laut Muslim Wanita Penguasa Lautan

domino206lounge Bajak Laut Muslim Wanita Penguasa Lautan Kisah mengenai perompak laut memang sangat seru untuk didengar.

Mulai dari sosok Blackbeard yang melegenda hingga Barbarossa si perompak laut muslim yang disegani dunia. Para perompak laut ini menguasai lautan karena berbagai alasan, mulai dari politik, agama, uang dan lain-lain. Namun satu hal yang pasti, kisah mereka ditulis di buku sejarah karena kehebatannya.

Umumnya memang profesi perompak laut didominasi oleh pria. Namun siapa sangka, dulu juga ada seorang wanita muslim yang jadi bajak laut. Pada masa kejayaannya, dunia barat sangat segan kalau harus berhadapan dengannya. Lalu siapa sih sosok wanita bajak laut itu?

Bajak Laut Itu Namanya Sayyida

Mengenal Sayyida, Bajak Laut Muslimah Pertama di Dunia - Citizen6  Liputan6.com

Sosok Sayyida al-Hura rupanya dilahirkan dari keluarga muslim yang lumayan terpandang di Andalusia pada sekitar tahun 890 H (1485 M). Namun, pada saat dirinya berusia tujuh tahun, Sayyida harus terusir dari tanah kelahirannya sendiri. Hal itu karena Ferdinand dan Isabelle melakukan ekspansi ke kerajaan-kerajaan Islam, termasuk Andalusia.

Akhirnya dirinya mengungsikan diri ke Maroko. Saat berusia enam belas tahun, dirinya dipersunting oleh Sultan al Mandri yang merupakan teman dari ayahnya. Meskipun selisih umur mereka 30 tahun, semua tidak jadi masalah. Justru Sayyida dan Sultan al Mandri berjuang bersama untuk mengalahkan Portugis.

Pernikahan kedua Sayyida

Malika VI: Sayyida Al-Hurra - AramcoWorld

Tahun 1515 M, sepertinya jadi saat yang berat bagi Sayyida, karena suaminya meninggal dunia. Otomatis tonggak kepemimpinan jatuh ke tangan Sayyidah, dirinya didaulat sebagai gubernur wilayah Tetouan. Karena kemampuannya yang cakap dalam berpolitik, membuat Spanyol pada waktu itu hormat padanya dan tidak ingin mengusik wilayah wanita tersebut. Tak selang lama, Ahmed al-Wattasi yang merupakan seorang sultan Maroko meminang Sayyida.

Hal itu otomatis membuat Sayyida menjadi seorang ratu namun juga tetap menjabat sebagai gurbenur di daerahnya. Ya, meskipun memilih gelar ratu namun dirinya tinggal jauh dari ibukota. Dilansir dari laman Republika, bahkan sang raja harus berjalan jauh jika ingin menemui ratu.

Mendapatkan gelar al-Hurra

Battle of Preveza (1538) - Materia Islamica

Karena prestasi yang ada, wajar kalau dirinya diberikan gelar yang luar biasa. Sayyida mendapatkan gelar al-Hurra yang berarti perempuan mulia, mandiri, bebas dan tidak bertindak sewenang-wenang. Jadi bukan hal yang aneh kalau baik lawan atau pun lawan sangat segan dengan wanita yang satu ini.

Selain itu, gelar al-Hurra ini tidak sembarangan disematkan kepada seseorang. Dan Sayyida adalah orang terakhir di peradaban Islam yang menyandang gelar mulia itu. Selain al-Hurra, Sayyida juga menyandang gelar Hakima Tatwan yang bisa diartikan sebagai gubernur dari Tetouan. Tentu, semua julukan atau gelar itu tidak akan didapatkan tanpa usaha kerasnya.

Sumber : Poker Online

BACA JUGA : Kasus Sate Beracun Di Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *