BERITA UNIK

Fakta Unik Addax Antelop Yang Terancam Punah

Domino206LoungeFakta Unik Addax Antelop Yang Terancam Punah. Addax, atau juga di kenal sebagai antelop putih, merupakan salah satu jenis antelop yang tinggal di Afrika. Mamalia dengan nama ilmiah Addax nasomaculatus ini punya ciri khas bulu berwarna abu-abu keputihan dan tanduk besarnya yang berbentuk spiral.

Hewan menakjubkan ini punya banyak adaptasi luar biasa untuk bisa bertahan hidup di tengah ganasnya wilayah gurun.

Mamalia asli gurun Sahara

Fakta Unik Addax Antelop Yang Terancam Punah

Fakta Unik Addax Antelop Yang Terancam Punah. Binatang ini merupakan antelop asli gurun Sahara. Lebih lanjut mereka sudah tinggal selama puluhan ribu tahun di barat dan timur Sahara, tapi kini cuma bisa di temukan secara terpisah di beberapa wilayah saja. Mengutip laman Animalia, kini populasi Addax cuma ada di Chad, Niger, dan perbatasan Republik Mali dan Mauritania.

Bulu bisa berubah warna

Fakta Unik Addax Antelop Yang Terancam Punah

Menurut laman Animal, antelop satu ini punya bobot kisaran 60-125 kilogram dan tinggi bahu antara 95-115 sentimeter. Bulu mereka umumnya berwarna keabu-abuan seperti pasir, bahkan hampir putih saat musim panas.

Ketika musim dingin tiba, bulu mereka akan menggelap jadi cokelat keabu-abuan. Di duga, perubahan warna bulu ini jadi salah satu metode untuk mempertahankan temperatur tubuhnya.

Jantan dan betina punya ukuran tanduk serupa

Fakta Unik Addax Antelop Yang Terancam Punah

Domino206 Addax jantan dan betina sama-sama menumbuhkan tanduk. Keduanya juga punya ukuran tanduk yang hampir serupa. Tanduk ini punya panjang rata-rata 72 sentimeter. Bentuknya memutar seperti sekrup dan biasanya bisa punya 1-3 putaran spiral. Tanduk spiral ini jadi salah satu ciri khas addax selain bulunya yang berwarna seperti pasir. 

Adaptasi luar biasa di gurun tandus

Selain bisa mengubah warna bulunya, addax juga punya bentuk adaptasi lain untuk bisa bertahan hidup di tengah ganasnya iklim gurun. bisa mendapatkan semua kandungan air dalam tanaman yang di makannya dan mengumpulkan embun dari tanaman-tanaman.

Tubuh mereka pun mampu menghemat air dengan mengeluarkan feses kering dan urin pekat. Mereka juga punya tingkat toleransi tinggi terhadap peningkatan temperatur tubuh saat siang hari selama beberapa saat, sebelum akhirnya terengah-engah untuk mendinginkan tubuh. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *