Domino206Lounge – Ikan Karang Raksasa Berbobot Ratusan Kilo. Ikan napoleon atau bumphead wrasse merupakan sejenis ikan karang berukuran raksasa yang bisa kamu temukan di perairan Indonesia. Ikan ini berwarna biru kehijauan dengan bibir tebal dan ukuran panjang tubuhnya bisa mencapai 2 meter. Karena ukurannya ini, ikan napoleon jadi salah satu ikan karang terbesar di dunia.
Salah satu ikan karang terbesar di dunia
Ikan Karang Raksasa Berbobot Ratusan Kilo. Mereka masuk dalam keluarga Labridae yang memiliki lebih dari 600 spesies ikan wrasse. Kebanyakan ikan wrasse tinggal di perairan tropis dan subtropis. Ikan Napoleon sendiri hidup di terumbu karang Indo-Pasifik yang meliputi perairan Indonesia juga. Kawasan Indo-Pasifik ini terkenal memiliki kekayaan ragam hayati yang luar biasa.
Benjolan di dahi dan bibir tebal
Mengenali ikan napoleon terbilang mudah. Para pejantan berukuran raksasa dengan warna biru kehijauan atau biru keunguan. Mereka juga punya benjolan di dahi yang diduga menjadi daya tarik lawan jenis. Menurut laman Critterfacts, benjolan ini menjadi tanda bagi betina kalau si pejantan memiliki tubuh yang sehat. Sementara, betina sendiri berukuran lebih kecil dengan panjang jarang mencapai 1 meter. Kedua jenis kelamin sama-sama punya bibir besar dan tebal.
Bisa ganti jenis kelamin?
Domino206 Ikan-ikan wrasse termasuk hermafrodit atau lebih tepatnya protogini hermafrodit, betina yang dapat berubah menjadi pejantan, termasuk ikan napoleon. Menurut laman Active Wild, para betina akan berganti jenis kelamin menjadi jantan pada usia 9 tahun. Hingga kini, masih belum diketahui apa yang mendorong perubahan ini.
Bisa makan ikan beracun!
Menu makanan ikan napoleon terbilang bervariasi. Dilansir laman National Aquarium, makanan mereka berupa moluska, ikan karang, bulu babi, krustasea, dan invertebrata lainnya. Bahkan, mereka juga kedapatan memakan spesies-spesies beracun, seperti sea hare (sejenis siput laut), boxfish, dan bintang laut.
Umur panjang
Ikan predator besar seperti ikan napoleon umumnya berkembang biak secara lamban. Hal ini diduga untuk mengurangi overpopulasi karena jarang ada predator yang menyerang mereka. Sayangnya, evolusi ini justru membuat mereka kian langka begitu manusia mengeksploitasinya.
