BERITA UNIK

Langka Pelangi Merah Muda Berbentuk Kubah

DOMINO206 – Sebuah video memperlihatkan penampakan pelangi berwarna merah di atas langit kota Birmingham, Inggris. Uniknya, selain berwana merah, pelangi itu juga berbentuk seperti kubah seolah menutupi kota. Langka Pelangi Merah Muda Berbentuk Kubah

Abigail Daisy Parkes, tak sengaja melihat dan langsung merekam fenomena langka yang terjadi pada 13 Juni 2020 lalu.

Dalam video itu, Abigail tidak bisa berhenti merasa takjub dengan apa yang ia lihat sambil berkata ‘Wow’.

” Ini luar biasa, ya Tuhan, aku belum pernah melihat yang seperti ini,” seru Abigail.

Menurut Deborah Byrd dari earthSky.org, fenomena pelangi merah sangat jarang terjadi dan kemungkinan bisa diamati dalam kurun waktu sekitar satu dekade.

Video Abigail menjadi viral dan diunggah kembali oleh channel YouTube bernama ” Disclose Screen The Grimreeffar” dan memicu banyak teori konspirasi mengenai pelangi merah.

Salah seorang pengikut akun YouTube itu berpendapat, dunia ini seperti sebuah film, dimana manusia hidup dalam sebuah simulasi yang dijalankan oleh mesin.

Netizen lainnya berpedapat bahwa pelangi merah tersebut terjadi akibat ” chemtrais” , sebuah teori konspirasi dimana akan terjadi penyebaran bahan kimia untuk membius banyak orang.

” Ini adalah salah satu fenomena Nibiru,” tutur seorang netizen lain.

” Saya berasal dari Brimingham dan saya tinggal di lantai sembilan sebuah gedung tinggi. Saya melihat fenomena itu dan sungguh menakjubkan, tidak pernah melihat yang seperti itu.”

Fenomena Aneh Bintang Paling Misterius

Langka Pelangi Merah Muda Berbentuk Kubah

Salah satu bintang paling langka dan misterius, Swift J1818.0-1607, menampakkan kejadian yang unik. Swift J1818.0-1607 mengeluarkan gelombang radio staccato.

Hal ini membuat Swift J1818.0-1607, menjadi magnetar kelima yang terdeteksi memancarkan gelombang radio, namun yang tampak berbeda adalah tidak seperti keempat magnetar lainnya. Swift J1818.0-1607 justru berperilaku layaknya radio pulsar bukan sebagai magnetar.

Magnetar adalah subkategori dari bintang-bintang neutron yang memiliki medan magnet sangat kuat. Medan magnet ini seribu kali lebih kuat dari bintang neutron normal.

Ahli astrofisika Marcus Lower dari Universitas Teknologi Swinburne mengatakan, pengamatan ini dapat membantu para astronom untuk menghubungkan titik—titik antara dua klasifikasi kedua bintang mati.

“ Saya pikir ini dapat disebut sebagai mata rantai yang berpotensi hilang. Pada tahap ini masih banyak yang kita tidak tahu tentang magnetar baru ini. Tetapi ada kesamaan yang jelas antara pulsar dan magnetar ini,” ucapnya kembali.

Para peneliti mendapat petunjuk baru

Hal ini mengingatkan kembali pada Swift J1818.0-1607. Pada 12 Maret 2020 terdeteksi mengalami ledakan sinar gamma oleh Burst Alert Telescope yang terpasang pada Swift Observatory.

Dua hari kemudian, emisi radio terdeteksi dan analisis awal menemukan bahwa Swift J1818.0-1607 adalah pulsar berputar tercepat yang ditemukan hingga saat.

Menggunakan teleskop radio Parkes Observatory di Australia, Lower dan timnya juga melakukan pengamatan.

” Sepintas, pulsar radio yang dipancarkan oleh Swift J1818.0-1607 terlihat sangat mirip dengan magnetar radio lainnya. Mereka sangat sempit dan kadang-kadang terdiri dari beberapa semburan milidetik,” kata Lower.

Evolusi Magnetar

Bahkan, ledakan radio pulsar itu memiliki kemiripan yang mencolok dengan salah satu pulsar bernama PSR J1119-6127 mengalami ledakan radio sendiri. Dan spektrum ledakan itu tampak sangat mirip dengan spektrum dari Swift J1818.0-1607.

Selain itu, Lower menjelaskan, kedua bintang tersebut memperlihatkan pencerahan radio yang serupa.

” Kemiripannya dengan pulsar yang lebih awal memancarkan gelombang radio membuka banyak petunjuk tentang kemungkinan asal-usulnya, bagaimana magnetar berevolusi dari waktu ke waktu dan validitas asumsi kami sebelumnya tentang emisi radio magnetar,” ungkap Lower.

Fenomena Misterius, Banyak Kelelawar Mati Berjatuhan di Israel

Wabah virus corona baru, Covid-19, yang berasal dari Wuhan, China, hingga kini masih menjadi perhatian dunia.

Masalahnya, hingga Jumat, 27 Maret 2020, sudah puluhan ribu orang meninggal dunia akibat virus yang belum ada obatnya itu.

Diduga, penyebab Covid-19 adalah virus corona baru yang dibawa oleh binatang kelelawar buah atau biasa disebut dengan codot.

Akibatnya, setiap kejadian yang melibatkan kelelawar selalu dikaitkan sebagai sumber wabah virus corona baru.

Kelelawar Berjatuhan Tanpa Sebab

Baru-baru ini terjadi insiden yang menghebohkan di Israel terkait dengan kelelawar. Serangkaian foto memperlihatkan kelelawar mati tanpa sebab tergeletak di rerumputan.

  Kelelawar berjatuhan secara misterius di Israel.

Foto viral di Facebook itu diposting oleh netizen Adi Moskowitz. Dia menemukan puluhan kelelawar mati di Taman Gan Leumi di Ramat Gan pada hari Sabtu, 22 Maret 2020.

Wabah kelelawar mati ini juga diperkuat dengan video yang direkam beberapa mil oleh warga di Pardes Katz, Bnei Brak.

Dalam video itu, warga menemukan beberapa ekor kelelawar mati di tepi dan tengah jalan. Kelelawar yang ditemukan mati itu masih kecil dan tidak menunjukkan trauma.

Khawatir Membawa Virus Corona

Sementara itu, pendiri kelompok Masyarakat Kelelawar Israel, Nora Lifshitz, mengatakan ini adalah fenomena yangsangat langka.

Dia sendiri tidak begitu paham dengan fenomena yang sedang terjadi tersebut. Lifshitz hanya memberi penjelasan soal cuaca dingin sebagai penyebabnya. Langka Pelangi

  Kelelawar mati kemungkinan karena cuaca dingin.

” Ini mungkin karena cuaca dingin yang dibawa oleh badai pada akhir pekan ini,” katanya

Namun Lifshitz mengakui bahwa itu masih sebatas teori. Dia belum pernah menyaksikan fenomena seperti ini sebelumnya. Langka Pelangi

Netizen Israel pun heboh. Mereka takut bangkai kelelawar ini akan membawa virus corona baru, Covid-19, ke lingkungan mereka.

Beberapa komentar di Facebook meminta area mereka disemprot disinfektan untuk mengantisipasi penularan virus corona baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *