Central Nervous System Depression: Gejala, Penyebab, Pengobatan
KESEHATAN

Central Nervous System Depression: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Domino206Lounge Central nervous system (CNS) depression atau depresi sistem saraf pusat adalah jenis depresi yang di sebabkan oleh penyalahgunaan obat golongan depresan. Depresan sendiri merupakan suatu jenis zat yang dapat memengaruhi kinerja sistem saraf pusat (SSP) dengan pemberian efek menenangkan.

Beberapa contoh zat yang termasuk dalam kategori depresan ialah opioid, obat penenang, dan hipnotik. Obat-obatan tersebut biasa di gunakan untuk mengobati stres, rasa sakit, kecemasan, serta gangguan tidur.

Mekanisme depresi SSP melibatkan aktivitas neurotransmiter di otak, yakni asam gamma-aminobutirat (GABA). Ketika GABA mengalami peningkatan aktivitas akibat depresan, maka kinerja otak mengalami perlambatan. Adapun sifat dari depresi SSP bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga parah tergantung pola konsumsi obat depresan.

1. Gejala

Central Nervous System Depression: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi central nervous system depression, CNS depression, atau depresi sistem saraf pusat (pexels.com/Gustavo Fring)

Menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), pengidap depresi SSP dapat mengalami dua subkategori gejala. Subkategori tersebut berawal dari kategori ringan hingga dapat menyebar ke kategori yang parah.

Beberapa gejala depresi SSP ringan, meliputi:

  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Bicara cadel.
  • Refleks melambat.
  • Sering mengalami kantuk.
  • Ambang batas nyeri yang lebih tinggi.

Dalam situasi tertentu ketika depresi SSP telah berkembang menjadi parah, seseorang akan mengalami gejala yang lebih serius, seperti:

  • Kebingungan.
  • Kelelahan ekstrem.
  • Kesulitan bernapas.
  • Kesulitan untuk terjaga.
  • Tekanan darah rendah.
  • Jari dan bibir mulai membiru.
  • Mengalami masalah memori.

2. Penyebab

Central Nervous System Depression: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi penyalahgunaan obat depresan (pexels.com/cottonbro)

Seperti yang telah di singgung pada bagian awal, CNS depression di kaitkan dengan penyalahgunaan zat golongan depresan. Beberapa jenis zat yang paling umum menyebabkan depresi SSP terdiri dari:

  • Opioid: Merupakan obat pereda nyeri dengan dosis kuat yang di peroleh dari senyawa opiat seperti heroin dan oksikodon. Dua jenis opioid tersebut berisiko tinggi terhadap kecanduan. Inilah kenapa hanya dokter yang boleh meresepkannya dan biasanya di berikan dalam dosis kecil dalam waktu singkat. Sementara itu, opioid yang di salahgunakan menjadikannya sebagai salah satu penyebab utama depresi SSP.
  • Barbiturat: Merupakan obat yang biasanya di resepkan dokter untuk mengobati gangguan kecemasan dan insomnia parah. Beberapa jenis barbiturat di antaranya fenobarbital, amobarbital, dan pentobarbital.
  • Benzodiazepine: Sama seperti barbiturat, benzodiazepine juga di gunakan untuk mengobati gangguan kecemasan dan gangguan tidur. Meskipun demikian, benzodiazepine di anggap kurang adiktif ketimbang barbiturat. Adapun jenis benzodiazepine adalah xanax dan valium.
  • Obat tidur: Sonata (zaleplon) dan ambien (zolpidem) merupakan dua jenis obat tidur yang memiliki kemiripan dengan depresan SSP. Meskipun obat tidur tersebut memiliki risiko ketergantungan lebih rendah di bandingkan zat depresan lain, konsumsi jangka panjang dapat meningkatkan risiko depresi SSP.

Dalam kasus tertentu, depresi SSP juga bisa di sebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti stroke, tumor, trauma otak, atau aneurisma. Beberapa penelitian pun menunjukkan bahwa kondisi medis lain yang tidak memengaruhi otak secara langsung (di abetes, penyakit jantung, dan penyakit ginjal) juga dapat meningkatkan risiko depresi SSP. PokerOnline

Di samping itu, konsumsi alkohol berlebihan tampaknya juga di kaitkan dengan penyebab depresi SSP. Faktanya, penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan kecanduan dan depresi SSP. Pernyataan ini sesuai dengan artikel ilmiah dalam jurnal Critical Care Secrets (Fifth Edition), mengenai toxic alcohol poisoning.

3. Diagnosis

Central Nervous System Depression: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi dokter sedang melakukan prosedur diagnosis (pexels.com/cottonbro)

Individu yang mengonsumsi obat golongan depresan terkadang mengalami depresi dengan gejala ringan sebagai bagian dari efek samping. Efek samping tersebut cenderung mereda bahkan menghilang setelah individu yang bersangkutan menghentikan pemakaiannya.

Untuk menegakkan diagnosis depresi SPP, dokter akan melakukan pemeriksaan awal yang melibatkan skrining riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh. Apabila dokter mencurigai adanya cedera otak atau tumor yang berhubungan dengan depresi pasien, maka serangkaian tes seperti CT scan atau MRI mungkin akan di lakukan.

4. Pengobatan

Central Nervous System Depression: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi opname di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)

Opsi pengobatan depresi SSP bergantung pada jenis zat yang di konsumsi serta ada tidaknya kaitan dengan masalah medis tertentu. Jenis obat yang mungkin akan di resepkan dokter meliputi naloxone (untuk overdosis opioid) dan flumazenil (untuk overdosis benzodiazepine).

Di samping itu, seseorang yang mengalami depresi SSP mungkin juga memerlukan perawatan medis darurat. Bentuk perawatan ini dapat melibatkan:

  • Pemantauan pernapasan dan detak jantung.
  • Pemberian oksigen melalui masker oksigen.
  • Pemberian obat perangsang untuk meningkatkan detak jantung.

5. Kapan harus menemui dokter?

Central Nervous System Depression: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Alex Green)

Depresi SSP ringan cenderung tidak perlu di khawatirkan. Ini merupakan implikasi dari kinerja zat depresan yang menyebabkan perlambatan aktivitas otak. Faktanya, perlambatan otak tersebut justru berdampak positif untuk mengelola kondisi tertentu, seperti gangguan kecemasan dan gangguan tidur.

Namun, penting untuk dipahami apabila depresi SSP telah memengaruhi fungsi harian secara signifikan, maka individu yang terlibat perlu menemui dokter. Nantinya, dokter akan membantu mengelola kondisi terkait konsumsi obat golongan depresan. Misalnya obat di berhentikan sementara atau di kurangi dosisnya.

Central nervous system depression atau depresi sistem saraf pusat, baik ringan maupun parah, tetapi merupakan masalah medis yang butuh penanganan. Siapa pun yang mengalami gejala yang mengindikasikan kondisi ini sangat di sarankan untuk menemui dokter. Karena, faktanya kondisi ini tidak hanya berkaitan dengan konsumsi zat depresan, melainkan juga bisa berhubungan dengan masalah medis tertentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *