BERITA UNIK

Profesi Algojo Diwariskan Turun Temurun

domino206lounge Profesi Algojo Diwariskan Turun Temurun Sebuah profesi bernama algojo telah ada sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Mei 1573, seorang pria yang masih remaja bernama Frantz Schmidt (19) siap berlatih menjadi pengeksekusi:

Ia hendak memenggal seekor anjing liar dengan pedang. Ia baru saja sukses memenggal labu.

Jika ia berhasil memenggal hewan hidup, Schmidt dianggap siap memulai profesinya: pengeksekusi manusia,

Namun rupanya, para algojo mendapatkan profesinya dengan cara unik kala itu. Sebenarnya tidak ada orang yang benar-benar mau menjadi eksekutor mati manusia; baik menggantung, memancung, atau membakar para penjahat yang melanggar hukum pidana.

Banyak dari algojo menerima pekerjaan itu karena “diberi”.

Dalam sebagian kasus, para penjahat ditawari menjadi algojo, sebagai pilihan lain dari kematian mereka sendiri: antara menjalani hukuman mati karena melanggar hukum, atau memilih menjadi eksekutor bagi orang lain.

Namun dalam kasus yang lain, para algojo mendapat profesi itu karena keturunan. Para lelaki yang datang dari keluarga eksekutor, mendapat pekerjaan ini melalui ikatan darah: ayah mereka adalah algojo sebelumnya.

Pemuda bernama Frantz Schmidt itu mendapat profesinya karena keluarga. Namun ayahnya sebenarnya tidak mau saat ditahbiskan sebagai algojo oleh kerajaan.

Profesi Algojo yang Dipandang Rendah

Profesi

Seiring berjalannya waktu, terbentuklah “Dinasti Algojo” yang menyebar ke seluruh Eropa selama Abad Pertengahan.

Namun keberadaan dinasti-dinasti tersebut juga mengungkapkan buruknya citra eksekutor pada saat itu.

Orang-orang terjebak dalam siklus pekerjaan turun-temurun ini karena, pada kenyataannya, mereka memiliki sedikit peluang lain untuk bekerja.

Ada risiko yang harus diterima oleh para eksekutor. Algojo biasanya dikucilkan ke pinggiran masyarakat – dan bahkan dipaksa untuk benar-benar tinggal di pinggir kota.

“Orang-orang tidak akan mengundang algojo ke rumah mereka. Banyak algojo tidak diizinkan pergi ke gereja,” kata Harrington seorang sejarawan di Universitas Vanderbilt di Tennessee.

“Beberapa sekolah bahkan tidak akan mengambil anak-anak algojo.”

Keterasingan sosial ini berarti, algojo dibiarkan hidup berdampingan dengan orang lain yang terpaksa menduduki strata sosial bawah dalam masyarakat.

Mereka yang sering “tidak diinginkan” seperti pelacur, pemilik penyakit kusta dan penjahat.

Sumber : Poker Online

BACA JUGA : Raja King Of The King Klaim Kuasai Rp60.000 Triliun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *