BERITA UNIK

Ritual Zaman Dulu yang Memakan Jiwa Manusia

Domino206LoungeRitual Zaman Dulu yang Memakan Jiwa Manusia. Banyak hal yang dapat kita syukuri dari hidup di zaman modern ini. Salah satunya adalah peradaban manusia yang sudah semakin maju dan perikemanusiaan yang lebih toleran. Contoh konkritnya adalah tidak adanya lagi penyembahan berhala yang memerlukan nyawa manusia. Bayangkan saja, pada zaman dulu, terdapat keyakinan bahwa darah manusia adalah salah satu persembahan paling sempurna untuk para dewa.

Dinasti Shang

Ritual Zaman Dulu yang Memakan Jiwa Manusia

Ritual Zaman Dulu yang Memakan Jiwa Manusia. Kebudayaan pertama yang mengambil nyawa manusia adalah Dinasti Shang (1600 – 1400 SM) dari Tiongkok. Hal ini terbukti dari tulisan pada tulang sapi atau cangkang penyu yang sering dipakai oleh para peramal pada zaman itu sebelum mengambil keputusan. Tentu saja, tulang-tulang ini hanya bisa dibaca oleh para peramal dan sang penguasa. Pada 1899, para arkeolog Tiongkok melakukan penggalian di daerah Yinxu, dekat Anyang, Provinsi Henan, dan menemukan tulang ramalan dari sapi dan cangkang penyu. Lebih mengejutkan lagi, mereka juga menemukan kuburan massal berisi 10 hingga 50 tulang belulang manusia yang ternyata dijadikan korban!

Kartago

Ritual Zaman Dulu yang Memakan Jiwa Manusia

Kartago “dulunya” adalah kota modern yang sekarang sudah menjadi Tunis, ibukota Tunisia, Afrika Utara. Masyarakat Kartago diketahui melakukan sejumlah ritual pengorbanan. Percayakah kamu, kalau mereka tega mengorbankan anak mereka sendiri?! Hal ini sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan. Di Tunis, terdapat satu situs peninggalan Kartago terbesar tempat hal mengerikan itu terjadi, yaitu Tophet Salammbó. “Tophet” berasal dari bahasa Ibrani untuk menggambarkan tempat di mana bangsa Israel berdosa kepada Tuhan dengan mengikuti ritual bangsa lain dan mengorbankan anak mereka.

Tanzania dan Malawi

Ritual Zaman Dulu yang Memakan Jiwa Manusia

Afrika Utara, menangkap 32 dukun yang diketahui terlibat pada satu praktik pengorbanan manusia! Baru lima tahun yang lalu. Dukun-dukun ini tidak menyerang sembarangan orang. Mereka hanya menyerang kaum pengidap albinisme, seseorang yang menderita kekurangan pigmen sehingga kulit mereka putih. Bagi mereka, kaum albino adalah hasil perselingkuhan orang Afrika dengan orang kulit putih sehingga pantas untuk dikorbankan. Tidak main-main, praktik yang berjalan sejak tahun 2000 ini sudah melahap nyawa 75 orang albino! Organ kaum albino yang dikorbankan kemudian diambil dan digunakan sebagai jimat berharga dari jutaan hingga miliaran rupiah!

Romawi Kuno

Peradaban Kartago sempat menginvasi sebagian besar masyarakat Romawi setelah menang besar di Cannae. Hasilnya, rakyat Romawi pun ikut tertular dengan praktik pengorbanan manusia! Berbeda dengan Romawi Modern yang menentang pengorbanan manusia, Romawi Kuno dapat melakukannya semena-mena. Dionysios dari Halikarnassos meriwayatkan bahwa sebelumnya, terdapat praktik Argei, yaitu pengorbanan kaum manusia lanjut usia (manula) dengan cara menghanyutkan mereka ke sungai. Akhirnya, praktik Argei digantikan dengan orang-orangan sawah agar lebih manusiawi. Domino206

Jepang

Siapa sangka, kebudayaan cantik dari Negeri Sakura ternyata pernah memiliki catatan kelam pengorbanan nyawa manusia? Ya, bahkan Jepang Kuno pun tidak lolos dari para dewa yang menginginkan darah manusia. Pada sejarah Jepang yang diriwayatkan dalam Nihon Shoki (日本書紀), terdapat beberapa catatan mengenai praktik hitobashira (人柱) yang artinya “pilar manusia”, pengorbanan manusia dengan “menanamkannya” pada pondasi bangunan seperti istana, waduk, atau jembatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *