BERITA UNIK

Sangarnya Unit Kidon, Sang Mesin Pembunuh

domino206lounge Sangarnya Unit Kidon, Sang Mesin Pembunuh Sejak resmi berdiri sebagai negara pada 14 Mei 1948,

Israel telah banyak mengalami kemajuan yang pesat di berbagai bidang. Salah satunya adalah teknologi di ranah militer dan kemampuan intelijen. Dalam dunia spionase, agen rahasia Israel seperti Mossad memang terkenal akan kemampuannya yang mematikan.

Di dalam tubuh Mossad sendiri, ada sebuah unit khusus bernama Kidon yang bertugas mengeksekusi musuh atau target di lapangan. Senyap dan mematikan, itulah ciri-ciri dari unit Kidon saat beraksi. Jangkauan operasinya pun tak hanya di Israel semata, tapi juga ke seluruh dunia. Seperti apa sepak terjangnya? 

Sangarnya Caesarea

Sangarnya

Dalam hirarki di tubuh Mossad, unit Kidon bergerak dalam satuan khusus bernama “Caesarea” yang terdiri dari beberapa tim. Mereka didapuk sebagai tim pembunuh dan sabotase yang bertindak secara resmi atas restu Zionis Israel. Di bawah supervisi Mossad, unit Kidon tumbuh sebagai ‘mesin pembunuh’ paling efektif di dunia.

Doktrin dan pelatihan unit Kidon

Sangarnya

Tugas sebagai jagal di lapangan membuat anggota unit Kidon sangat terlatih menggunakan senjata api. Mereka juga dibekali dengan serangkaian teknik membunuh secara senyap, menyamarkan jejak, hingga menyelamatkan diri. Salah satu materi penting dari pelatihan yang didapat adalah menghafal jalanan dan topografi kota-kota penting di seluruh dunia.

Terlatih memburu dan membunuh

Sangarnya

Ada banyak peristiwa penting di dunia yang diduga melibatkan unit Kidon meski Israel tidak mengakuinya secara resmi. Sebagai satu-satunya negara Yahudi di Timur Tengah, negara-negara Arab dirasa menjadi ancaman nyata bagi pemerintah Zionis. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melenyapkan tokoh-tokoh penting yang dirasa membahayakan kepentingan Israel.

Korban operasi yang dilakukan unit Kidon mayoritas berasal dari Timur Tengah. Para tokoh itu misalnya Wael Zuaiter (perwakilan Organisasi Pembebasan Palestina di Italia) pada Oktober 1972, perwakilan Fatah di Siprus Hussein Bashir (Januari 1973), Dr. Yasser al Qubosy profesor hukum di Lebanon (April 1973), dan Muhamad Hamshari (perwakilan Organisasi Pembebasan Palestina di Prancis) pada bulan Desember 1977.

Sumber : Poker Online

BACA JUGA : Angkringan Hingga Jual Cilok, Polisi Ini Tuai Pujian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *