5 Alasan untuk Tidak Perlu Terlalu Bersedih karena Sesuatu
BERITA UNIK

5 Alasan untuk Tidak Perlu Terlalu Bersedih karena Sesuatu

Domino206Lounge Tak ada seorang pun yang hatinya senang terus. Sebagai manusia, wajar apabila kita terkadang bersedih karena sesuatu. Walau begitu, kita perlu mencegah diri larut dalam kesedihan tanpa batas.

Apa pun penyebab dari kesedihan tersebut, membiarkan perasaan negatif terus menguasai akan berdampak buruk bagi kita. Yuk, belajar sedih secukupnya saja terkait apa pun dengan memahami lima hal di bawah ini. Waktunya mengubah raut murung menjadi senyuman.

1. Sedih bukan cuma soal perasaan, tapi juga bisa menumbangkan kesehatan

5 Alasan untuk Tidak Perlu Terlalu Bersedih karena Sesuatuilustrasi jatuh sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Yang sedih perasaan kita, tetapi akibatnya dapat sampai ke mana-mana. Kesedihan mendalam pasti akan memengaruhi kesehatan fisik kita. Jenis penyakit yang sulit di obati hanya dengan resep dokter. 

Dan bila kita sudah sakit, seluruh aktivitas menjadi terhambat. Sembuhkan dulu kesedihan mendalam tersebut, maka kesehatan kita juga bakal pulih dengan sendirinya. Beban di hati ini harus segera di angkat. 

2. Bersedihlah karena sesuatu, berbahagialah buat hal-hal lainnya

5 Alasan untuk Tidak Perlu Terlalu Bersedih karena Sesuatuilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/Roberto Hund)

Kehidupan kita tidak pernah tersusun hanya oleh satu hal. Sama seperti sebuah dinding, ada banyak sekali bata yang menyusunnya. Penyebab kesedihan kita hanyalah salah satunya. PokerOnline

Contoh paling gampang, sedih karena putus cinta. Bukankah di luar urusan asmara kita masih punya banyak hal baik dalam kehidupan yang perlu di rayakan? Pekerjaan yang memberikan penghasilan memuaskan, teman-teman yang seru, tubuh yang sehat, dan sebagainya.

3. Kadang kita justru bersedih buat sesuatu yang sebenarnya baik untuk diri

5 Alasan untuk Tidak Perlu Terlalu Bersedih karena Sesuatuilustrasi perempuan murung di depan cermin (pexels.com/Andrea Piacquadio)LANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL DI BAWAH

Melanjutkan contoh pada poin sebelumnya. Kita sedih karena di tinggalkan oleh kekasih. Pertanyaannya, dia itu kekasih yang seperti apa? Apakah ia benar-benar memperlakukan kita dengan baik selama menjalin hubungan?

Kalau kita bahkan kerap menderita saat bersamanya, buat apa terus bersedih setelah dia pergi? Berpisah darinya sesungguhnya baik untuk diri kita.  Sedih sebentar masih merupakan reaksi yang wajar karena kita tentu mengharapkan hubungan yang langgeng.

Setiap ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan adalah luka, itu benar. Namun, sedih berkepanjangan menjadi tak masuk akal mengingat kehidupan kita bakal menjadi lebih buruk apabila hubungan itu di teruskan.

4. Kapan pun merasa perlu, kita dapat membicarakannya dengan siapa saja

5 Alasan untuk Tidak Perlu Terlalu Bersedih karena Sesuatuilustrasi menelepon (pexels.com/Ron Lach)

Ada banyak sekali orang di sekitar kita. Masa kita tidak mampu memilih barang satu atau dua orang saja di antara mereka untuk menjadi teman bercerita? Padahal cukup dengan bercerita, kita akan merasa lebih baik.

Kesedihan mungkin tetap ada, tidak menguap seketika. Akan tetapi, rasanya tak lagi menyesaki dada. Orang yang tepat selalu mampu membuat kita memandang suatu peristiwa dengan lebih jernih.

5. Sedih yang berkepanjangan sering kali di sebabkan cara berpikir kita sendiri

5 Alasan untuk Tidak Perlu Terlalu Bersedih karena Sesuatuilustrasi perempuan menenangkan diri (pexels.com/Ivan Samkov)

Kita hanya berfokus pada peristiwa yang memicu kesedihan. Kita tak kunjung bergerak untuk menemukan hikmah dari peristiwa tersebut. Padahal, begitu satu hikmah berhasil di temukan, kejadian itu tidak akan lagi terasa terlalu buruk.

Makin banyak hikmah yang dapat kita ambil dari suatu peristiwa, makin ringan juga perasaan ini. Kita bakal sampai pada kesimpulan bahwa tidaklah suatu peristiwa buruk menimpa melainkan di dalamnya ada pesan penting. Pesan yang kalau di pelajari niscaya mendatangkan kebaikan dalam kehidupan kita di masa mendatang.

Kita boleh bersedih. Bahkan sedih tidak bisa di larang oleh siapa pun. Hanya saja, kita wajib mengendalikan kesedihan tersebut supaya tidak berlebihan. Sedih secukupnya, bahagia selebihnya. Setuju?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *