BERITA UNIK

Tembok Ratapan, Sisa Kerajaan Nabi Sulaiman

domino206lounge Tembok Ratapan, Sisa Kerajaan Nabi Sulaiman Salah satu tempat yang terkenal di Yerussalem

Adalah Tembok Ratapan, bahasa Arabnya al-Haaith al-Mubky atau Kotel HaMaaravi dalam bahasa Ibrani.

Mengapa dinamai demikian? Karena memang benteng ini dijadikan tempat meratap oleh banyak orang

Terutama mereka yang beragama Yahudi. Tembok ratapan ini tak pernah sepi, sejak pagi sampai petang selalu ada umat yang berdoa.

Konon, benteng ini juga merupakan saksi bisu kejayaan Nabi Sulaiman pada masanya. Lalu, kok sekarang malah didatangi dan dijadikan tempat berdoa orang Yahudi sih? Nah, kita lihat yuk fakta di baliknya!

Tembok Saksi kejayaan Nabi Sulaiman

Tembok

Tembok Ratapan sebelumnya adalah bagian dari Bait Suci, yakni tempat peribadatan yang dibangun di masa Nabi Sulaiman.

Bait Sulaiman menurut Alkitab adalah bait suci pertama agama Yahudi kuno di Yerusalem. Setelah Nabi Sulaiman wafat, Israel dilanda perang saudara.

Wilayah kerajaan pun akhirnya terbelah menjadi dua, sebelah utara Israel dengan ibu kota Samaria dan bagian selatan Yehuda beribukota Yerusalem.

Kawasan yang dijaga ketat oleh tentara

Tembok

Kalau memasuki kawasan Palestina, kamu harus bersiap untuk selalu bertemu dengan tentara Israel.

Termasuk di Tembok Ratapan. Daerah-daerah atau tempat yang dijadikan sebagai rumah ibadah akan mendapatkan pengawasan ketat.

Tak ketinggalan, pastinya seorang polisi dan tentara Israel yang berjaga juga memiliki peralatan lengkap mulai dari rompi anti peluru, pentungan dan tameng untuk menangani huru-hara, radio komunikasi, sampai senjata tajam maupun peluru karet.

Keyakinan orang Yahudi

Tembok

Pada awal mula berdirinya, tembok ini tingginya sekitar 485 meter. Namun, pasca perang, sekarang sisanya hanyalah 60 meter saja.

Orang Yahudi percaya bahwa tembok ini tidak ikut hancur sebab di situlah berdiam “Shekhinah” (kehadiran ilahi).

Jadi, berdoa di situ sama artinya dengan berdoa kepada Tuhan. Orang Yahudi akan datang menghadap ke tembok, meratapi dosa-dosa mereka sambil menangis dan mengucapkan doa.

Bahkan, ada yang meletakkan doa yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu.

Tembok Tempat berdoa

Tembok

Dinding ini dibagi dua dengan sebuah pagar pemisah (mechitza) untuk memisahkan laki-laki dan perempuan.

Orang Yahudi Ortodoks percaya bahwa mereka tidak boleh berdoa bersama-sama dengan kaum perempuan.

Jadi, saat berdoa, para perempuan akan berdoa dengan sesama mereka, sedangkan lelaki juga berdoa dalam satu area dengan kaum adam.

Sumber : Poker Online

BACA JUGA : Pekerjaan Pencium Ketiak Manusia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *