BERITA UNIK

Ternak Lalat di China yang Malah Bisa Bikin Kaya

domino206lounge Ternak Lalat di China yang Malah Bisa Bikin Kaya. Adanya lalat memang sangat menganggu kehidupan manusia.

Apalagi di rumah-rumah makan, banyak orang bakal jadi eneg kalau serangga ini sudah hinggap di makanan. Oleh sebab itu, dilakukan berbagai cara untuk mengusirnya. Mulai dari raket listrik, obat pembasmi serangga, hingga lem yang ditempel sebagai jebakan lalat.

Namun ternyata di Negeri Tirai Bambu, lalat bisa saja menjadi barang yang lumayan mahal dan berguna. Serangga ini dijual 21 juta rupiah dan bisa membantu mengurangi sampah yang ada. Lalu kenapa bisa begitu? 

Ternak lalat yang tak biasa di China

Di Negara Ini, Lalat Diternakkan & Laku hingga Rp 21 Juta per Ton,  Manfaatnya Ternyata Luar Biasa - Tribun Kaltim

Umumnya sebuah tempat ada untuk mengembang biakkan binatang yang menghasilkan daging atau produk bermanfaat lainnya. Namun, di China ternyata ada sebuah tempat yang tak biasa yang  malah mengembangbiakkan lalat. Zhang Zhijian salah satu guru besar di Universitas Zhejiang adalah orang di balik ide nyeleneh ini.

Bukan tanpa alasan, hal ini ternyata berhubungan dengan penelitiannya mengenai daur ulang sampah. Ya dengan menggunakan lalat, kemungkinanan besar sampah-sampah bisa terurai dan tidak menyebabkan limbah. Bahkan bisa menghasil barang yang bisa djual dengan lumayan mahal.

Cuma lalat namun laku mahal

Duit Banyak

Lalat memang binatang yang sering dibenci karena dianggap jorok, namun siapa sangka dari penelitan Zhang ini lalat jadi lumayan mahal. Seperti yang diceritakan sebelumnya kalau Zhang akan mengumpulkan banyak lalat dalam suatu tempat khusus. Di tahun 2014 ternyata dirinya sempat bereksperimen dengan membiarkan 10 ton sampah dihuni oleh serangga dan tak diduga bisa menghasilkan 1,2 ton lalat.

Namun demikian, lalat di sana tidak menyebarkan bakteri maupun infeksi karena memang dibatasi cakup lingkungannya. Nah, lalat steril inilah yang nanti akan mendaur ulang sampah-sampah itu. Sisa sampah dan kotoran lalat akan dijual sebagai kompos, sedangkan belatungnya dijual seharga 21 juta rupiah per tonnya untuk pakan ternak atau peliharaan.

Awalnya ide Zhang banyak ditolak

Gurihnya Fulus dari Budidaya Lalat - Agrobisnis - MedanBisnisDaily.com

Siapa sangka kalau awalnya tidak ada orang yang melirik ide Zhang ini. Sebab, karena ia hanya mengandalkan lalat, daur ulang mungkin tidak terlalu efektif. Oleh sebab itu, pada awal penelitian tidak ada yang membuang sampah pada tempat yang disediakan oleh Zhang.

Namun dengan adanya bantuan dari pemerintah lokal, akhirnya banyak warga yang membuang sampah di tempat Zhang sehingga daur ulangnya bisa berjalan. Kini, dirinya menerima tumpukan sampah sebesar 12 ton dalam sehari, para warga pun percaya dengan metode milik Zhang ini, yang awalnya mereka remehkan ternyata terbukti benar ampuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *