Domino206Lounge –5 Dasar dalam Permainan yang Perlu Orangtua Ajarkan pada Anak.Bermain umumnya dianggap sebagai kegiatan yang santai serta semata-mata untuk mengisi waktu luang atau mencari kesenangan. Berbeda dengan belajar yang lebih serius dan memerlukan pendampingan dari orangtua atau guru.
Padahal bagi anak-anak, terutama yang berusia prasekolah, bermain merupakan cara belajar yang paling dini. Oleh karena itu, membiarkan anak bermain secara alami tidaklah tepat. Orangtua tetap perlu mendampinginya dan mengajarkan lima dasar dalam permainan berikut ini.
1. Aturan dan cara permainan
ilustrasi menemani anak bermain (pexels.com/Yan Krukov)
Memang boleh saja anak memainkan sesuatu sesuka hatinya. Tidak ada aturan yang terlalu kaku dalam permainan, terlebih untuk anak yang masih sangat kecil. Namun, orangtua tetap perlu mengajarkan cara bermain yang benar.
Kalau tidak, sampai kapan pun anak tak akan mengerti. Bisa-bisa dia malu bila suatu saat ditegur oleh teman-temannya yang lebih tahu cara bermain yang tepat. Dengan bermain sebagaimana mestinya, banyak mainan anak juga menjadi jauh lebih awet.
2. Waktu serta durasinya
ilustrasi bermain di luar (pexels.com/Sony Feo)
Waktu yang dimaksud adalah kapan anak boleh bermain. Pastikan anak tak bermain ketika ia seharusnya tidur siang atau belajar. Kalau tidak ada pengaturan begini, anak akan sulit berdisiplin. Penggunaan waktunya menjadi kacau.
Sementara itu, durasi berarti lamanya waktu untuk anak bermain. Apakah cukup satu jam atau boleh lebih pada saat-saat tertentu? Jangan sampai anak terlalu asyik bermain dan menghabiskan hampir seluruh waktunya cuma buat bermain.
Baca Juga: 5 Tips Ajarkan Anak agar Tak Merebut Barang Orang Lain
3. Bahaya dari permainan tersebut
Learn Moreilustrasi balap karung (pexels.com/Ron Lach)
Memberitahukan bahaya dari setiap permainan tidak dimaksudkan buat menakut-nakuti anak. Justru dengan begini, anak dapat belajar lebih berhati-hati ketika bermain. Misalnya, permainan balap karung seperti dalam ilustrasi.
Meski anak sedang berlomba dengan teman, jatuh dengan posisi wajah menghantam tanah pastinya akan menyakitkan. Meski jarang terjadi, gigi dan hidung anak dapat saja patah. Maka dari itu, anak perlu mengutamakan kehati-hatian selama bermain.JOIN SINI
4. Sportivitas dalam permainan kompetisi
ilustrasi bermain tarik tambang (pexels.com/Yan Krukov)
Jika anak ingin memenangkan pertandingan, lawannya tentu juga sama. Jadi, anak tak boleh egois dan cuma mau menang sendiri. Jangan sampai ia tidak mampu menerima kekalahan lalu menangis, mengamuk, atau mengambek.
Apabila sikapnya saban kalah seperti itu, teman-temannya pasti ogah kembali bermain dengannya. Bahkan, tidak pula dalam permainan-permainan non kompetisi. Malah kasihan anak, kan?
5. Hal-hal yang dapat dipelajari dari suatu permainan
ilustrasi bermain boneka (pexels.com/Mikhail Nilov)
Meski namanya bermain, selalu ada pelajaran yang dapat anak petik. Tentunya, dengan bimbingan dari orangtua. Saat anak bermain boneka, misalnya. Ia belajar menyalurkan kasih sayangnya pada “orang lain” dan tidak bersikap kasar.
Demikian juga dalam permainan lain seperti catur. Orangtua perlu menyampaikan bahwa permainan ini memerlukan strategi, bukan asal menjalankan buah catur. Dalam kehidupan pun, strategi diperlukan guna mencapai target-target yang diharapkan.
Asal ada pendampingan serta penjelasan dari orangtua, bermain bukanlah kegiatan sia-sia. Anak bakal memperoleh kesenangan sekaligus wawasan. Sudah siap, buat menemani anak bermain?JOIN SINI