Uncategorized

5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?

5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?

DOMINO206LOUNGE –  5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya? Peningkatan bobot tubuh saat hamil memang bukan hal aneh. Adanya janin di dalam kandungan memungkinkan timbangan melonjak. Meski demikian, hal tersebut tetap perlu di perhatikan, sebab indeks massa tubuh yang berlebih dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi. 

Kelebihan berat badan saat hamil tak boleh di sepelekan. Calon ibu perlu memperhatikan risiko, pencegahan, dan penanganannya yang di sarankan guna menjaga kesehatan selama masa kehamilan. 

Brikut Ini 5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?

Lantas, apa beda keduanya? Kelebihan berat badan berasal dari otot, tulang, lemak, dan air. Sementara, obesitas berarti terdapat kandungan lemak tubuh yang berlebih. Nah, untuk mengetahuinya, kamu bisa menghitung dengan menggunakan kalkulator khusus atau bertanya pada ahli medis.

Risiko kelebihan berat badan saat hamil

5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?ilustrasi obesitas (pexels.com/Andres Ayrton)

Baik kelebihan berat badan maupun obesitas, keduanya memberikan risiko yang sama selama masa kehamilan. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pengujian selama ultrasound. Ketebalan lemak membuat janin sulit terlihat dengan USG dan tidak dapat terpantau perkembangannya.

Di sisi lain, memeriksa detak jantung selama persalina bisa jadi lebih sulit. Di lansir March of Dimes, berikut risiko komplikasi akibat kelebihan berat badan atau obesitas selama masa kehamilan.

1. Tekanan darah tinggi, preeklamsia, dan masalah pembekuan darah

Tekanan darah tinggi berarti kondisi ketika kekuatan darah terhadap dinding pembuluh darah terlalu tinggi. Adapun preeklamsia merupakan gangguan tekanan darah tinggi ketika usia kehamilan telah memasuki minggu ke-20. Dampaknya, timbul masalah organ lain, seperti ginjal dan hati. 

Adapun pembekuan darah terjadi ketika darah menggumpal sebagian atau seluruhnya. Ketiga masalah kesehatan ini memengaruhi bagaimana tubuh menyalurkan nutrisi dan berisiko pada janin dan ibu.

2. Diabetes gestasional

Ini merupakan jenis diabetes yang di alami perempuan saat sedang mengandung. Di luar daripada itu, diabetes sendiri berarti tubuh memiliki terlalu banyak gula (glukosa) dalam darah. 

Tak hanya saat hamil, diabetes gestasional berpotensi berlanjut hingga pasca kehamilan. Risiko lainnya yakni mengalami bentuk yang lebih ‘ringan’ atau di sebut resistensi insulin. 

3. Sleep apnea obstruktif

The American College of Obstetricians and Gynecologist mencatat, kelebihan berat badan dan obesitas selama hamil dapat memicu sleep apnea obstruktif. Kondisi ini terjadi ketika seseorang berhenti bernapas dalam waktu singkat selama tidurnya.

Ketika hamil, sleep apnea dapat memicu kelelahan dan risiko tekanan darah tinggi. Selain itu, kondisi ini juga berkaitan erat dengan preeklamsia serta masalah jantung dan paru-paru. Poker Online

4. Induksi kehamilan dan kelahiran caesar

Jika kamu merencanakan kehamilan pervaginam, maka berat badan menjadi faktor penting yang harus di perhatikan. Pasalnya, kelebihan berat badan dan obesitas dapat meningkatkan risiko perlunya induksi dan kelahiran caesar. 

Kelebihan berat badan juga lebih berisiko pada infeksi dan kehilangan terlalu banyak darah selama tindakan pembedahan. Akhirnya, kamu mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah sakit setelah melahirkan. 

5. Masalah pada bayi

Kelebihan berat badan dan obesitas dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur (kurang dari 37 minggu). Selain itu, kondisi ini juga berpotensi menyebabkan cacat lahir, seperti cacat tabung saraf (NTD) dan cacat jantung pada janin. 

Obesitas pada ibu juga dapat menurun pada anak. Bayi dapat di lahirkan dengan kondisi macrosomia atau usia kehamilan besar. Macrosomia sendiri berarti anak lahir dengan berat badan lebih dari 8 pon 13 ons atau sekitar 4 kg.  PELUANG CUAN

Cara mencegah obesitas saat hamil

5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?ilustrasi berat badan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Guna menghindari kondisi di atas, langkah terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Untuk itu, pastikan mendapatkan pemeriksaan tes kesehatan sebelum hamil secara rutin untuk mengetahui keseluruhan kondisi kesehatan. Jika perlu, dokter akan menyarankan diet dan aktivitas fisik untuk mencegah obesitas.

Selain itu, beberapa upaya berikut mungkin di sarankan oleh ahli medis guna mengurangi risiko obesitas ketika hamil:

  • Dapatkan asupan gizi yang sehat

Gizi seimbang sangat di butuhkan oleh ibu hamil. Alih-alih mengisi piring dengan full karbohidrat, kamu bisa mengombinasikannya dengan menu lain untuk menyeimbangkan gizinya

  • Bergerak

Tak perlu ngoyo, cukup menjadi aktif selama 60 menit atau melakukan aktivitas yang memakan banyak tenaga selama 30 menit. Bahkan, ini pun tidak perlu di lakukan setiap hari, kamu bisa membagi jamnya misalnya 2 kali seminggu. 

  • Hindari melakukan diet selama kehamilan

Mengurangi asupan makanan mungkin menyebabkan tubuh kehilangan asupan nutrisi tertentu.Untuk itu, sangat penting mengonsultasikannya pada ahli guna mendapatkan saran paling tepat sesuai kondisi kesehatan. 

  • Konsumsi makanan kaya serat

Mengonsumsi makanan kaya serat seperti sayuran kuning dan hijau, buah, biji-bijian dapat membuatmu mudah kenyang. Di samping itu, sayuran ini juga dapat mengurangi keluhan kehamilan lain, termasuk sembelit, wasir, dan kembung. 

Kelebihan berat badan saat hamil merupakan kondisi yang wajib di perhatikan. Bukan hanya untuk kamu, tetapi juga memengaruhi kesehatan janin calon buah hati. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *