Uncategorized

5 Tanda Kamu Mengalami Alergi Perekat, Simak Cara Mengatasinya!

5 Tanda Kamu Mengalami Alergi Perekat, Simak Cara Mengatasinya!

domino206lounge – 5 Tanda Kamu Mengalami Alergi Perekat, Simak Cara Mengatasinya! Pernah gak, sih, ketika kamu menggunakan produk berperekat, seperti plester, koyo, patch transdermal, atau perban berperekat, lalu muncul ruam dan gatal di area kulit tersebut? Nah, bisa jadi kamu mengalami alergi perekat (adhesive allergy).

Secara medis, alergi perekat termasuk bentuk dermatitis kontak, yang bisa timbul sebagai reaksi dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan. Kedua jenis dermatitis kontak ini dapat menyebabkan kondisi yang hampir sama. Namun, karakteristik gejalanya sedikit berbeda.

1. Tanda dan gejala alergi perekat

5 Tanda Kamu Mengalami Alergi Perekat, Simak Cara Mengatasinya!

Meski bisa muncul sebagai dermatitis kontak iritan, pada kebanyakan kasus, alergi perekat sering kali dilaporkan sebagai dermatitis kontak alergi. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala alergi umum, seperti ruam merah, gatal, dan pembengkakan.

Namun, gejala dermatitis kontak alergi biasanya tidak hanya memengaruhi area kulit yang kontak saja, tetapi juga bisa meluas ke area kulit sekitarnya. Sedangkan, pada dermatitis kontak iritan, hanya terbatas pada area yang terkena iritan saja. Gejala dermatitis kontak alergi pada alergi perekat biasanya lebih parah dan membutuhkan waktu beberapa minggu untuk sembuh.

Adapun gejala umum alergi perekat, termasuk:

  1. Ruam merah dan gatal yang sangat mengganggu.
    Timbul benjolan kecil (papula).
  2. Pembengkakan.
  3. Kulit kering dan mengelupas.
  4. Muncul lepuh kecil (vesikel) atau lepuh besar (bula).
  5. Terjadi penggelapan kulit sementara (hiperpigmentasi) terutama di area kulit yang terkena perekat.

2. Penyebab alergi perekat

5 Tanda Kamu Mengalami Alergi Perekat, Simak Cara Mengatasinya!

Tanda Kamu Mengalami Alergi perekat yang muncul sebagai dermatitis kontak alergi biasanya dipicu karena reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat alergen (sumber alergi) yang terkandung dalam perekat. Ini bisa berasal dari berbagai sumber, misalnya, bahan lem perekat, bahan perban, atau justru kandungan obat di dalam produk perekat tersebut.

Dilansir Verywell Health, produk perekat dapat mengandung dua alergen utama dalam lem, seperti cairan 2-oktil sianoakrilat dan monomer n-butik sianoakrilat. Bahan-bahan tersebut dapat memicu reaksi sensitivitas pada beberapa orang yang dapat memicu alergi. Terkadang, produk perekat juga dibuat dari lateks, yang juga merupakan alergen umum.

3. Diagnosis alergi perekat

5 Tanda Kamu Mengalami Alergi Perekat, Simak Cara Mengatasinya!

Alergi perekat biasanya dapat di diagnosis sendiri tanpa harus melakukan kunjungan medis. Kondisi ini dapat di kenali dengan memperhatikan ruam yang selalu muncul setiap kali penggunaan perekat atau plester.

Namun, jika kamu tidak yakin dengan penyebabnya, kamu dapat mengunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis resminya. Jika penyebab ruam atau gejala dermatitis kontak alergi tidak di ketahui, dokter mungkin akan melakukan beberapa pengujian, termasuk:

  • Uji tempel: ini merupakan uji alergi dengan menempelkan alergen umum ke kulit punggung menggunakan tempelan perekat non-lateks.
  • Uji tusuk kulit: pengujian alergi dengan membuat tusukan kecil di kulit dan memasukkan alergen.
  • Tes imunoglobulin E (IgE): ini merupakan tes alergi melalui sampel darah.

4. Pengobatan dan perawatan alergi perekat

5 Tanda Kamu Mengalami Alergi Perekat, Simak Cara Mengatasinya!

Pengobatan alergi perekat dapat bervariasi, tergantung tingkat keparahan reaksi yang di timbulkan. Jika reaksi alergi ringan, ini biasanya dapat di atasi dengan melepas perekat dan tidak menggunakannya hingga gejalanya sembuh. Namun, jika gejalanya lebih serius, beberapa perawatan berikut sering kali direkomendasikan:

  1. Kompres dingin area alergi selama 10—15 menit untuk mengurangi pembengkakan dan gatal.
  2. Penggunaan kortikosteroid topikal seperti krim hidrokortison 1 persen yang di jual bebas atau salep resep yang lebih kuat untuk membantu mengurangi peradangan.
  3. Losion kalamin untuk membantu mengurangi rasa gatal dan perih.
  4. Penggunaan antihistamin oral yang di jual bebas, misalnya, cetirizine, untuk mengurangi reaksi alergi.

Simak sumber berita selengkapnya di bawah ini👇👇👇
https://heylink.me/domino206.official/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *