KESEHATAN TIPS & TRICK

6 Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui

6 Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui

DOMINO206LOUNGE –  6 Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui. Benjolan payudara dapat muncul kapan saja saat sedang menyusui. Penyebabnya beragam dan sebagian besar tidak begitu di perhatikan dan akan hilang sendiri. Beberapa menghilang cukup cepat, sementara yang lain mungkin butuh waktu lebih lama. Dalam beberapa kasus, benjolan butuh pengobatan.

Selama menyusui, payudara akan mengalami banyak perubahan. Perubahan ini termasuk payudara terisi dengan susu dan kemudian saat bayi menyusu, rasa penuh di payudara berkurang karena ASI berkurang. Kadang, benjolan muncul saat payudara terisi dan kadang benjolan ini muncul saat payudara kosong.

Penting untuk di ketahui, inilah beberapa penyebab benjolan di payudara saat menyusui menurut The Academy of Breastfeeding Medicine.

Berikut Ini 6 Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui

1. Pembengkakan

Saat payudara terisi dengan susu, payudara bisa membengkak. Hal ini dapat menyebabkan benjolan di seluruh payudara, atau seluruh payudara menjadi kencang secara merata. Benjolan ini juga bisa muncul di jaringan payudara di ketiak.

Begitu bayi mulai menyusu, jumlah ASI di payudara berkurang dan payudara menjadi lebih lembut serta benjolan mengecil dan sering hilang. Kadang, benjolan dapat tertinggal karena sebagian susu mungkin terperangkap di saluran susu akibat pembengkakan.

2. Saluran susu tersumbat

6 Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui

Saat pembengkakan teratasi, beberapa benjolan dapat tetap ada atau menjadi terlihat karena sebagian susu terperangkap di saluran susu. Satu saluran saja tidak bisa tersumbat, jadi biasanya kumpulan saluran yang tersumbat itu yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Penyumbatan ini dapat menetap dan jika makin parah dapat menyebabkan mastitis inflamasi.

Pijatan lembut terkadang di sarankan untuk mencoba membuka sumbatan saluran. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ini jarang membantu dan malah bisa melukai jaringan payudara serta menyebabkan lebih banyak pembengkakan. Obat antiradang seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu. Poker Online

3. Mastitis

Bertahun-tahun yang lalu, banyak ibu menyerah menyusui saat di diagnosis mastitis. Akan tetapi, protokol baru memungkinkan untuk menyusui di lanjutkan dalam banyak kondisi.

Mastitis adalah inflamasi payudara. Ini bisa di sebabkan oleh saluran susu yang tersumbat yang belum di bersihkan, seperti dilansir Raising Children Network

Kamu mungkin memiliki mastitis jika payudara meradang, panas, perih, bengkak, atau berubah warna. Pada kulit terang, perubahan warna mungkin menjadi merah muda atau merah atau memiliki garis-garis keperakan yang mengilap. Mungkin lebih sulit untuk melihat perubahan warna pada kulit yang lebih gelap, tetapi payudara akan terasa sakit dan hangat.

Gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan menggigil juga bisa menjadi tanda mastitis.

Mastitis inflamasi biasanya tidak memerlukan antibiotik. Namun, mastitis inflamasi dapat berkembang menjadi mastitis bakteri dan area tersebut dapat menjadi merah dengan peningkatan pembengkakan dan nyeri dan mungkin memerlukan antibiotik untuk mengobati infeksi. Antibiotik yang di gunakan untuk mengobati mastitis bakteri aman untuk bayi yang masih menyusu. JOIN SINI

4. Abses

6 Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusuiilustrasi perempuan dengan abses payudara (mydr.com.au)

Mastitis bakteri dapat berkembang menjadi abses, yang merupakan benjolan yang keras, dan mungkin memerlukan drainase untuk menghilangkan cairan infeksi dan mengurangi ketidaknyamanan karena pembengkakan.

Antibiotik dapat di gunakan. Kompres dingin dan obat antiinflamasi dapat membantu ketidaknyamanan.

Abses payudara adalah penumpukan nanah di payudara. Biasanya ini membuat kulit terlihat berubah warna dan bengkak. Daerah payudara yang terkena mungkin terasa keras dan sakit jika di sentuh. Kamu mungkin juga merasa tidak enak badan.

Kalau benjolan di payudara adalah abses payudara, temui dokter sesegera mungkin. Dokter mungkin merujuk kamu ke spesialis. Dokter spesialis biasanya akan menggunakan USG untuk memastikan abses payudara.

Abses biasanya perlu di obati dengan antibiotik dan nanah perlu di keluarkan dengan jarum khusus. Untuk ini, rawat inap biasanya tidak di perlukan.

Kalau kamu sedang di rawat karena abses payudara, penting untuk tetap menyusui untuk mengeringkan payudara yang terkena. Kalau tidak bisa menyusui di payudara yang sakit, kamu harus memerahnya. Bayi bisa menyusu dari payudara satunya. Tidak apa-apa jika susu bocor dari tempat abses di keringkan.

5. Galactocele

Galactocele terjadi ketika sejumlah besar susu terperangkap dan kista berkembang. Jika susu tetap terperangkap, galactocele yang terinfeksi dapat terjadi dan kista mungkin perlu di keringkan.

Di lansir News Medical Life Sciencesgalactocele biasanya muncul sebagai benjolan yang tidak nyeri di payudara. Benjolan ini terbentuk selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Lesi dapat unilateral ataupun bilateral, dan dapat muncul sebagai nodul tunggal atau multipel.

Antibiotik dapat di gunakan. Selain itu, kompres dingin dan obat antiinflamasi dapat membantu meringankan ketidaknyamanan.

6. Adenoma laktasi

6 Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusuiilustrasi ibu menyusui bayi (pexels.com/Tamilles Esposito)

Adenoma laktasi (lactating adenoma) bisa berkembang selama kehamilan atau menyusui. Ini adalah tumor non kanker (jinak) yang hilang sepenuhnya saat berhenti menyusui.

Menurut Radiopaedia.org, adenoma laktasi umumnya muncul sebagai massa payudara yang tidak nyeri pada akhir kehamilan atau pada periode postpartum. Massa sering teraba, lesi bergerak yang mengalami pertumbuhan cepat dan mungkin berukuran besar.

Adenoma laktasi sembuh atau berkurang ukurannya pada periode postpartum atau dengan penghentian laktasi, tetapi dapat kambuh selama kehamilan berikutnya.

Obat antiinflamasi dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan atau temui dokter untuk perawatan lebih lanjut.

Cara mengurangi ketidaknyamanan pada payudara yang terdampak

Sering kali ketika saluran tersumbat, banyak perempuan menyusui bayi dengan payudara tersebut. Ini sering menjadi bumerang karena payudara menghasilkan susu sebagai respons terhadap jumlah susu yang berkurang, mengutip Healthnews. Ini merupakan situasi supply dan demand, payudara akan di penuhi dengan susu dan ketidaknyamanan akan kembali.

Mungkin akan membantu untuk menghindari menyusui pada payudara yang terdampak sampai pembengkakan berkurang sepenuhnya. Bayi bisa di susui dengan payudara yang tidak terdampak untuk memberi waktu payudara satu lagi pulih (tidak lagi tersumbat).

Protokol saat ini merekomendasikan untuk menawarkan bayi payudara lain sehingga payudara yang terdampak akan menghasilkan lebih sedikit susu, pembengkakan akan berkurang, dan ketidaknyamanan dapat membaik.

Saat pembengkakan berkurang, ada kemungkinan besar saluran yang tersumbat akan terbuka dan memungkinkan susu mengalir. Ini bisa membantu penyumbatan berkembang menjadi mastitis, bahkan abses.

Memijat payudara yang terkena tidak di anjurkan karena ini sering menyebabkan kerusakan pada jaringan payudara yang di pijat. Pembengkakan yang mengikuti pijatan dapat memperburuk keadaan dan bahkan dapat menyebabkan abses.

Dalam semua kasus yang menjadi perhatian atau jika benjolan tidak hilang, kamu direkomendasikan untuk segera menemui dokter. Benjolan yang tidak sakit yang datang dan pergi sering kali bukan masalah.

Benjolan dapat terjadi di mana saja di payudara selama menyusui. Beberapa bisa berada di dekat permukaan dan yang lain jauh di dalam payudara.

Perlu di ingat bahwa kanker payudara dapat terjadi selama menyusui.

Penilaian profesional payudara mungkin di perlukan untuk mendiagnosis dan memberikan perawatan yang tepat untuk benjolan payudara.

Itulah beberapa penyebab benjolan di payudara saat menyusui. Ketika payudara di penuhi dengan susu, mereka bisa membesar. Ini dapat menyebabkan benjolan di seluruh payudara atau seluruh payudara. Ada cara untuk mengurangi ketidaknyamanan, termasuk penggunaan obat antiinflamasi dan perawatan dingin. Jika ragu atau khawatir, temui dokter.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *