Uncategorized

8 Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-laki

8 Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-laki

DOMINO206LOUNGE –  8 Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-laki. Setiap orang membutuhkan tidur malam yang nyenyak tanpa gangguan. Akan tetapi, apakah benar beberapa orang butuh tidur lebih lama daripada yang lain?

Perempuan mungkin butuh lebih banyak tidur daripada laki-laki. Orang dewasa rata-rata membutuhkan tidur selama 7–9 jam setiap malamnya untuk bisa bangun dalam kondisi segar esok harinya. Namun, para peneliti menemukan bahwa perempuan cenderung tidur sedikit lebih lama.

Penelitian dalam jurnal American Sociological Review tahun 2013 menunjukkan bahwa perempuan cenderung tidur lebih banyak daripada pria pada 11 hingga 13 menit. Mengapa perempuan butuh tidur lebih lama?

Berikut Ini 8 Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-laki

1. Perempuan lebih mungkin mengalami insomnia

Ada sejumlah alasan kenapa perempuan butuh lebih banyak tidur daripada laki-laki. Menurut laporan dalam Journal of Women’s Health tahun 2014, perempuan lebih mungkin mengalami insomnia di bandingkan laki-laki.

Selain itu, mengutip Sleep Foundation, perempuan juga hampir dua kali lebih mungkin menderita kecemasan dan depresi dibandingkan laki-laki, dua kondisi yang sangat terkait dengan insomnia.

Individu dengan insomnia mengalami kesulitan untuk tertidur atau mempertahankan tidur secara rutin, dan pada akhirnya akan mengalami kantuk sepanjang hari.

2. Kondisi hormonal

8 Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-lakiilustrasi gangguan tidur (pexels.com/cottonbro)

Hormon adalah penyebab umum gangguan tidur bagi perempuan. Beberapa mengalami masalah tidur selama fase tertentu dari siklus menstruasi mereka dan rasa sakit atau perubahan suhu tubuh mungkin menjadi penyebabnya.

Di lansir Women’s Health, ketika mendekati akhir siklus reproduksi, banyak dari perempuan yang mengalami ketegangan pramenstruasi, merasa mudah tersinggung, pemarah, atau emosional. Gejala-gejala tersebut juga bisa mengarah pada kekurangan tidur.

Perempuan pada paruh kedua siklus reproduksi juga kurang sensitif terhadap melatonin, hormon penginduksi tidur alami. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menghindari cahaya biru, misalnya dari HP atau TV, pada jam menjelang tidur. Kamu bisa mencoba lampu berwarna merah untuk meningkatkan pelepasan produksi melatonin tubuh.

3. Kehamilan

Selama kehamilan, perempuan dapat mengembangkan sindrom kaki gelisah, suatu kondisi yang membuat lebih sulit untuk tertidur. Mereka juga lebih mungkin mengalami depresi, sleep apnea, nyeri, dan inkontinensia yang mengganggu tidur.

Menurut laporan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews tahun 2003, masalah tidur ini bisa bertahan hingga periode postpartum, ketika kadar hormon turun pada saat yang sama ketika ibu mulai merawat bayi yang baru lahir dengan siklus tidur yang tidak teratur—sering kali menyebabkan kantuk pada siang hari.  Poker Online

4. Menopause

8 Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-lakiilustrasi perempuan usia menopause (pexels.com/Victor L.)

Seperti di jelaskan dalam laman Merck Manual, selama menopause, hingga 85 persen perempuan mengalami hot flashes. Ketika ini terjadi pada malam hari, perempuan bangun tidur berkeringat sehingga mengganggu tidur. Risiko perempuan mengalami sleep apnea juga meningkat selama menopause, menurut laporan dalam jurnal Menopause tahun 2017.

Gangguan tidur ini menyebabkan jeda pada pernapasan yang dapat mengganggu kualitas tidur seseorang, bahkan jika orang tersebut tidak bangun. Akibatnya, perempuan dengan sleep apnea mungkin merasa kurang segar saat bangun dan mengalami kelelahan dan kantuk yang berlebihan pada siang hari.

5. Pria menghabiskan waktu yang lebih sedikit untuk tidur nyenyak

Perempuan cenderung tidur lebih lama dan menghabiskan lebih banyak waktu dalam tahap tidur nyenyak yang restoratif di bandingkan dengan laki-laki.

Menurut studi lampau dalam Journal of Sleep Research, perbedaan kualitas tidur menjadi lebih nyata mulai antara usia 30 dan 40 tahun, ketika pria mulai menghabiskan lebih sedikit waktu secara progresif dalam tidur nyenyak dan tidur gerakan mata cepat (REM).

Pada gilirannya, menopause membawa perubahan bagi banyak perempuan, yang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur nyenyak dan membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur.  JOIN SINI

6. Ekspektasi gender dalam masyarakat bisa memengaruhi siklus tidur-bangun

8 Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-lakiilustrasi perempuan (pexels.com/Fox)

Perempuan mendapatkan rata-rata 11 menit lebih banyak tidur antara tidur siang dan tidur malam, tetapi jumlah ini dapat bervariasi dari 5 menit hingga hampir 30 menit, tergantung usia, status hubungan, apakah mereka memiliki anak, dan apakah mereka bekerja.

Laki-laki secara tradisional menghadapi lebih banyak tekanan sosial untuk bekerja, dengan jam kerja yang mungkin menyisakan lebih sedikit waktu tidur. Di sisi lain, perempuan lebih sering di harapkan untuk bangun pada malam hari untuk menyusui atau merawat anak. Mereka mungkin menderita gangguan tidur, dan mengompensasinya dengan tidur siang. Perempuan juga lebih cenderung menjadi pengasuh informal, yang menyebabkan stres dan memengaruhi tidur juga.

Tentu saja, setiap situasi berbeda, dan penelitian lebih lanjut harus di lakukan untuk melihat bagaimana peningkatan jumlah perempuan yang bekerja dan perubahan dinamika keluarga memengaruhi tidur untuk semua jenis kelamin.

7. Penggunaan alkohol dan tembakau dapat memengaruhi tidur pria secara tidak proporsional

Secara statistik, pria lebih cenderung minum alkohol dalam jumlah berlebihan. Pria juga sedikit lebih mungkin untuk merokok. Tembakau dan alkohol sama-sama berhubungan dengan kurang tidur.

Penelitian lebih lanjut perlu di lakukan pada perempuan dan tidur, karena penelitian secara tradisional berfokus pada pria. Namun, sangat menggembirakan untuk melihat bahwa para peneliti mencurahkan perhatian yang meningkat pada perbedaan tidur untuk orang-orang dari berbagai jenis kelamin dan jenis kelamin. Pemahaman yang lebih jelas tentang masalah ini dapat membantu menjelaskan cara terbaik untuk mendekati pengobatan untuk masalah tidur pada setiap individu.

8. Perbedaan pandangan mengenai tidur

8 Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-lakiilustrasi perempuan dan laki-laki (pexels.com/Dương Nhân)

Beberapa ahli menemukan bahwa perempuan dan laki-laki mungkin memiliki pandangan berbeda tentang tidur, yang sebagian dapat menjelaskan kebutuhan tidur yang berbeda.

Perempuan, menurut garis pemikiran ini, cenderung terlibat dalam perilaku pengambilan risiko yang lebih sedikit daripada pria dan lebih cenderung memperhatikan kesehatan mereka, mengutip Healthline. Misalnya, mereka mungkin lebih cenderung meluangkan waktu untuk tidur dengan waktu tidur lebih awal atau menyisihkan waktu untuk tidur siang.

Tips untuk meningkatkan kualitas tidur

Tidur malam yang berkualitas dapat membawa dampak positif pada banyak hal, seperti suasana hati, tingkat energi, dan produktivitas. Ini juga membantu menjaga tubuh tetap sehat dan lebih mampu melawan penyakit.

Untuk memperoleh tidur yang berkualitas, terlepas dari jenis kelamin, kamu bisa mempraktikkan kiat-kiat berikut ini:

  • Miliki waktu tidur dan bangun yang konsisten. Ini berarti tidur pada waktu yang sama setiap malam dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi, termasuk saat akhir pekan dan/atau hari libur.
  • Siapkan lingkungan tidur yang baik. Lingkungan tidur yang ideal mendorong tidur yang lebih baik. Kamu dapat meningkatkan lingkungan tidur dengan memastikan kamar tenang, gelap, sejuk, dan nyaman.
  • Perhatikan apa yang kamu makan dan minum sebelum tidur. Tidur dalam kondisi perut kekenyangan atau mengonsumsi kafein dapat menyebabkan kurang tidur. Cobalah untuk tidak makan setidaknya 3 jam sebelum tidur, dan batasi asupan kafein pada siang atau sore hari. Menghindari alkohol sebelum tidur juga di sarankan.
  • Kurangi paparan cahaya biru sebelum tidur. Cahaya biru mengacaukan ritme sirkadian dengan menipu tubuh untuk berpikir bahwa ini masih siang hari. Hal ini dapat membuat lebih sulit untuk tertidur. Kurangi paparan cahaya biru pada malam hari dengan menghindari waktu layar, termasuk TV, smartphone, dan perangkat elektronik lain setidaknya 2 jam sebelum tidur.
  • Lakukan sesuatu yang menenangkan sebelum tidur. Mandi air panas atau mandi sebelum tidur telah terbukti membantu tertidur lebih cepat dan tidur lebih nyenyak dan nyenyak. Kamu juga bisa membaca, bernapas dalam-dalam, dan meditasi.
  • Rutin olahraga. Selama kamu tidak berolahraga tepat sebelum tidur, olahraga teratur dapat membantu tidur lebih mudah. Ini juga menurunkan tingkat stres dan kecemasan, yang dapat memengaruhi tidur.
  • Konsultasi dengan dokter. Kondisi medis yang mendasari dan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kurang tidur. Bicaralah dengan dokter jika kamu mengalami kesulitan tertidur atau mempertahankan tidur, atau lelah saat bangun setelah tidur malam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *