BERITA UNIK

Alasan Perempuan Bertahan di Rumah Tangga yang Penuh Kekerasan

Alasan Perempuan Bertahan di Rumah Tangga yang Penuh Kekerasan

DOMINO206 Lounge – Saat mendengar adanya kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kita pasti akan merasa geram dan kesal, terutama kepada pelaku. Namun, nyatanya banyak korban, dalam hal ini perempuan yang langsung terjun dalam hubungan tersebut memilih untuk bertahan.

Bukanlah pilihan yang mudah untuk mereka. Ada banyak pertimbangan yang perlu dilihat hingga akhirnya memilih bertahan. Jangan buru-buru menghakimi,

Berikut Alasan Perempuan Bertahan di Rumah Tangga yang Penuh Kekerasan :

Melihat sisi baik pasangan saat sedang tidak marah

Sering ditemui pada beberapa perempuan adalah bentuk pemakluman. Mereka cenderung mengingat perilaku manis yang dilakukan pasangannya saat hubungan mereka baik-baik saja. Inilah yang akhirnya membuat mereka berpikir, “Ah dia seperti itu karena sedang marah saja,” atau “Biasanya juga tidak begitu”.

Sikap manis pasangan tidak seharusnya dijadikan penawar atas semua kekerasan yang ia lakukan. Kedua kondisi tersebut terjadi di situasi yang berbeda. Jadi, tidak bisa disatukan sebagai sebuah pembenaran.

Takut merasa sendiri

Terkadang, kesendirian memang bisa menjadi momok yang menakutkan. Nggak heran kalau ada yang rela melakukan apa pun untuk memiliki seseorang di sampingnya, bahkan dengan pelaku kekerasan sekalipun.

Sebenarnya rasa takut akan kesendirian ini adalah hal yang wajar. Ditambah lagi dengan rasa nyaman dalam hubungan yang sudah berlangsung beberapa tahun.

Kehilangan rasa percaya diri

Dikendalikan dan disakiti tentu bisa mendatangkan trauma. Hal ini menyebabkan kebingungan, keraguan, dan perasaan menyalahkan diri sendiri.

Sikap kasar yang dilakukan pasangan bisa membuat korban merasa bahwa mereka pantas menerima perlakuan tersebut. Banyak perempuan yang akhirnya merasa putus asa dan kehilangan rasa percaya diri.

Selalu menaruh harapan kalau pasangan akan berubah

Untuk hidup yang lebih baik, harapan memang harus selalu ditanamkan. Akan tetapi, kalau kesalahan dilakukan secara berulang, kayaknya harapan cuma jadi sia-sia, deh, Bela.

Pelaku kekerasan sering kali melakukan manipulasi dengan cara meminta maaf dan berjanji akan berubah. Ada juga yang melakukan hal-hal manis untuk membuat korban lupa dan mau memaafkannya kembali.

Takut dengan pembalasan yang lebih parah

Pada kenyataannya keluar dari hubungan yang abusive memang tidak semudah itu, lho. Perasaan takut dan was-was tentu membuat korban mempertimbangkan banyak hal terutama soal keselamatan.

Baca Juga : 5 Alasan Kamu Wajib Mencoba Masker Timun untuk Wajah

Pelaku kekerasan biasanya memiliki emosi yang cenderung tidak stabil dan bisa membahayakan orang lain. Untuk itu, sangat wajar kalau korban akan merasa takut dengan pembalasan yang lebih parah.

Alih-alih bahagia, tindakan nekat yang dilakukan korban bisa berpotensi membuatnya celaka.Selain itu, korban kekerasan juga tidak bisa mengatasi semuanya sendiri. Mereka tentu membutuhkan bantuan orang lain. Jadi, siapkan dukungan terbaik untuk siapa pun yang menjadi korban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *