5 Batasan Apabila Merasa Marah pada Anak, Jangan Berlebihan!
BERITA UNIK

5 Batasan Apabila Merasa Marah pada Anak, Jangan Berlebihan!

Domino206Lounge Setiap orangtua pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam membesarkan anak-anaknya. Sering kali permasalahan kecil bisa menjadi pencetus dari emosi yang di rasakan sehingga menimbulkan rasa tak nyaman sebab terus-terusan merasa marah pada anak.

Hal yang di salahkan adalah ketika orangtua terlalu berlebihan dalam meluapkan emosinya pada anak sehingga membuat anak cenderung merekam tindakan orangtuanya di dalam memori mereka.

Jika cara orangtua justru berlebihan maka anak akan mudah mencontoh hal tersebut saat mereka dewasa nanti. Untuk mencegah hal tersebut orangtua perlu tahu beberapa batasan khusus berikut ini apabila marah pada anak.

1. Ambil waktu jeda untuk mengontrol diri

5 Batasan Apabila Merasa Marah pada Anak, Jangan Berlebihan!ilustrasi pusing (unsplash.com/@a_d_s_w)

Cara pertama adalah dengan mengambil jeda waktu untuk mengontrol diri terlebih dahulu. Hal ini sangatlah penting sebab orangtua akan di minta untuk menurunkan emosinya sejenak tanpa terburu-buru meluapkan perasaannya.

Dengan jeda waktu yang di miliki maka nantinya orangtua akan mampu mengatur emosinya dengan baik. Selain itu mereka juga tak akan meledak-ledak pada saat merasa marah pada anak.

2. Jangan sampai berteriak

5 Batasan Apabila Merasa Marah pada Anak, Jangan Berlebihan!ilustrasi orangtua marah (unsplash.com/@julienlphoto)

Kebanyakan orangtua salah dalam mengekspresikan perasaannya. Justru tak sedikit dari mereka yang cenderung berteriak dalam mengekspresikan amarahnya. Anak yang di teriaki jelas akan merekam hal tersebut dengan mudah.

Teriakan orangtuanya akan membuat mereka merasa salah dan seakan terpojokan. Hal ini sebetulnya terlalu berlebihan sehingga semestinya orangtua tak melakukan hal tersebut dengan cara yang demikian. Berteriak pada anak tak akan membuatnya menurut, justru mereka akan menyimpan rasa amarahnya sebab merasa di salahkan oleh orangtua.

3. Tidak perlu bermain tangan

 Learn More5 Batasan Apabila Merasa Marah pada Anak, Jangan Berlebihan!ilustrasi menasehati anak (pexels.com/@gabby-k)

Jika berteriak saja sudah di kategorikan sebagai hal yang buruk apalagi jika sampai bermain tangan. Pada siapa pun bermain tangan adalah tindakan serius yang tidak bisa di normalisasikan begitu saja apalagi terhadap anak yang gemar mencontoh setiap tindakan orangtuanya. PokerOnline

Memukul anak hanya akan membuat mereka merekam kejadian tersebut dalam memorinya. Dampaknya anak akan tumbuh menjadi seseorang yang ringan tangan saat dewasa nanti sebab mencontoh apa yang di lihatnya.

4. Tidak mengeluarkan kalimat yang tak sepantasnya

5 Batasan Apabila Merasa Marah pada Anak, Jangan Berlebihan!ilustrasi menasehati anak (pexels.com/@ketut-subiyanto)

Orangtua adalah contoh yang nantinya akan di amati oleh anak. Tak hanya tindakan saja yang menjadi tolak ukur kriteria orangtua yang baik melainkan juga tutur kata yang di sampaikan pada anak. Hal yang salah adalah ketika orangtua marah dengan melontarkan kata-kata yang tak semestinya.

Berucap kasar pada anak, apalagi sampai memakinya dengan umpatan jelas tak akan menyelesaikan apa pun. Selain merasa marah sebab di maki anak juga akan mencontoh hal tersebut ke depannya.

5. Tidak membanding-bandingkan anak

5 Batasan Apabila Merasa Marah pada Anak, Jangan Berlebihan!ilustrasi menasehati anak (pexels.com/@August-de-Richelieu)

Tidak ada anak yang senang apabila di banding-bandingkan. Semuanya pasti merasa tak nyaman, apalagi jika perbandingan tersebut menunjukan status diri yang terlalu jauh tertinggal. Tidak hanya orang dewasa saja yang akan merasa minim kepercayaan diri melainkan juga anak kecil.

Anak-anak yang di banding-bandingkan akan cenderung memiliki harga diri yang rendah. Mereka akan memaknai dirinya rendah sebab di anggap tak lebih baik dari orang lain.


Segala perlakuan dari orangtua akan menjadi contoh yang terekam dalam memori anak. Jangan sampai karena emosi semata justru memengaruhi tumbuh kembangnya Jangan sembarangan dalam memperlakukan anak, ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *