DOMINO206LOUNGE – 7 Penyebab Penis Berdarah Setelah Seks, Berbahayakah? Alasan di balik pendarahan ini pun beragam, mulai dari olahraga yang terlalu berat hingga masalah medis serius.
Lantas, apa penyebab penis berdarah setelah seks? Ketahui gejala penyertanya dan kapan harus menemui dokter untuk melakukan pengobatan dan perawatan terbaik.
Penyebab penis berdarah setelah seks
Ketika seorang laki-laki mengalami pendarahan penis, ada beberapa faktor yang dapat membantu mengidentifikasi penyebabnya. Faktor-faktor ini termasuk letak pendarahan dan kapan ini terjadi, termasuk setelah bercinta.
Untuk lebih jelasnya, terus baca uraian penyebab penis berdarah setelah seks berikut. Pahami juga beberapa gejala yang mungkin muncul bersamaan dengan pendarahan pada penis.
Berikut Ini 7 Penyebab Penis Berdarah Setelah Seks, Berbahayakah?
1. Hematospermia
Kemungkinan paling utama penyebab penis berdarah setelah seks adalah hematospermia alias terdapat kandungan darah dalam sperma. Studi dalam Central European Journal of Urology menyebutkan bahwa hematospermia sering terjadi karena alasan yang kurang jelas.
Di lain sisi, adanya kandungan darah dalam sperma mungkin timbul karena sudah lama gak aktif secara seksual. Kalau penyebabnya demikian, maka gak berbahaya dan gak memerlukan treatment khusus.
Namun, ada kemungkinan terjadi infeksi prostat, infeksi uretra, atau sedang mengonsumsi antikoagulan. Meski sangat jarang terjadi, sperma yang mengandung darah mungkin menjadi salah satu gejala kanker prostat.
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Mendapati darah keluar dari penis saat buang air kecil setelah seks? Bisa jadi itu merupakan salah satu tanda terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK). Biasanya, ISK memiliki satu atau beberapa gejala penyerta, di antaranya:
- Sering mengeluarkan urine tanpa sengaja
- Kebutuhan mendesak dan intens untuk buang air kecil
- Merasa kandung kemih belum kosong sempurna
- Mengeluarkan hanya tetesan saat buang air kecil
- Buang air kecil yang terasa menyakitkan
- Nyeri di kandung kemih atau daerah panggul.
Infeksi saluran kemih membutuhkan pengobatan medis segera. Tanpa pengobatan, ISK sangat mungkin menimbulkan gangguan ginjal. Dalam jangka panjang, infeksi ginjal dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen hingga menyebar ke seluruh aliran darah. Poker Online
3. Prostatitis
Cairan mani yang bercampur dengan darah atau hematospermia saat ejakulasi juga dapat menandakan penyakit prostatitis. Istilah ini merupakan sebutan pada kondisi yang terdapat pembengkakan atau peradangan prostat akibat bakteri. Kamu mungkin mendapati gejala lain dari prostatitis yang hilang timbul, termasuk:
- nyeri saat buang air kecil;
- sakit kandung kemih; dan
- kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi, hingga kesulitan ejakulasi.
Selain itu, kamu mungkin merasakan sakit ketika ejakulasi. Di sisi lain, demam dan mual bisa saja timbul sebagai reaksi tubuh atas infeksi yang terjadi. Tes urine diperlukan untuk mengidentifikasi adanya bakteri, sedangkan USG atau CT scan di lakukan guna mengetahui bentuk normal prostat.
4. Epididimitis
Epididimitis merupakan kondisi peradangan pada bagian epididimis atau saluran di dalam skrotum (kantong pembungkus testis) yang menempel pada bagian belakang testis. Ketika gak diobati, epididimitis dapat menyebabkan darah dalam air mani yang keluar bersamaan dengan ejakulasi dan pembengkakan testis.
Kondisi kesehatan ini biasanya di sebabkan oleh infeksi bakteri. Epididimitis mungkin di diagnosis sebagai infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual. Namun, dapat diobati dengan antibiotik.
5. Orkitis
Penyebab penis berdarah setelah seks juga bisa jadi orkitis. Gangguan kesehatan ini mirip dengan epididimitis. Kondisi ini mungkin di tandai dengan pembengkakan dan sakit pada salah satu atau kedua testis. Seseorang dengan orkitis juga dapat mengalami pendarahan yang bercampur air mani ketika ejakulasi.
Orkitis dapat timbul akibat infeksi virus atau bakteri dan bisa menjadi sangat serius. Apabila gak diobati segera, orkitis dapat memengaruhi kesuburan. Jika penyebabnya adalah bakteri, maka pengobatan dilakukan dengan antibiotik. Istirahat dan pereda nyeri menjadi satu-satunya perawatan orkitis akibat virus. JOIN SINI
6. Kanker prostat
Darah dalam air mani yang keluar bersamaan dengan ejakulasi dapat menjadi gejala kanker prostat. Karena gejalanya seringkali samar, perlu di lakukan tes darah untuk memeriksa kadar antigen spesifik prostat (PSA) guna mendeteksinya.
Jika kamu merasakan beberapa gejala berikut bersamaan dengan hematospermia, mungkin mendeteksi adanya kanker prostat.
- Darah dalam urine atau air mani
- Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
- Kesulitan mempertahankan ereksi
- Ejakulasi yang menyakitkan
- Rasa sakit atau terasa tekanan di rektum
Kanker prostat umumnya termasuk jenis kanker yang tumbuh lambat, tergantung pada usia dan kesehatan individu secara keseluruhan. Pada tahap awal, dokter mungkin melakukan pengamatan terlebih dahulu.
Namun, apabila kanker telah memasuki level lanjut, operasi pengangkatan prostat sering menjadi pilihan. Perlu perhatian adanya potensi efek samping yang sulit, seperti inkontinensia dan disfungsi seksual .
7. Penyakit menular seksual
Gonore, herpes genital, dan klamidia bisa menjadi penyebab penis berdarah setelah seks. Hal ini terjadi karena infeksi penyakit menular seksual tersebut menyebabkan darah bercampur dengan air mani. Jika kamu pernah berhubungan seks vaginal, anal, atau oral dengan seseorang yang positif PMS, maka ada baiknya untuk memeriksakan diri.
Seseorang yang terinfeksi penyakit menular seksual sangat mungkin mengalami buang air kecil yang menyakitkan atau terbakar. Pada klamidia, terdapat pula cairan di samping pendarahan bersamaan dengan mani saat ejakulasi.
Jangan pernah mengabaikan gejala infeksi menular seksual yang muncul, ya. Karena jika gak segera di obati, dapat terjadi komplikasi jangka panjang. Termasuk infertilitas atau infeksi yang menyebar ke area tubuh lainnya.
Meski gak semua penyebab penis berdarah setelah seks mengkhawatirkan, sebaiknya tetap konsultasikan kepada dokter. Dengan begitu, dokter dapat mengidentifikasi kemungkinan gangguan kesehatan secara dini guna menanggulangi risiko jangka panjang.
