KESEHATAN

Waspadai, 5 Penyakit Ini Dapat Muncul Bersamaan dengan Misophonia

Waspadai, 5 Penyakit Ini Dapat Muncul Bersamaan dengan Misophonia

Domino206Lounge – Waspadai, 5 Penyakit Ini Dapat Muncul Bersamaan dengan Misophonia. Misophonia adalah sebuah kondisi seseorang menunjukkan perilaku ekstrem setelah mendengar bunyi-bunyi tertentu, contohnya suara orang mengunyah, menggigiti kuku, menelan air, atau membasahi bibir dengan air liur.

Perilaku ekstrem yang dapat muncul antara lain berupa perasaan marah, jijik, merasa terganggu, menjadi murung atau gundah, dan menjauhi aktivitas sosial. 

Gejala misophonia pada umumnya muncul saat usia remaja dan dapat di alami siapa saja. Mereka yang memiliki gejala misophonia dapat mempunyai penyakit yang lain seperti gangguan perilaku (personality disorder). Jadi penyakit apa sajakah yang dapat komorbid dengan kondisi misophonia? Simak daftarnya di sini!

Berikut Ini Waspadai, 5 Penyakit Ini Dapat Muncul Bersamaan dengan Misophonia

1. Gangguan obsesif kompulsif 

Waspadai, 5 Penyakit Ini Dapat Muncul Bersamaan dengan Misophoniailustrasi rumah rapi (unsplash.com/John Mark Arnold)

Gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan perilaku saat seseorang terobsesi terhadap suatu hal dan cenderung melakukan aktivitas tertentu secara berulang.

Contohnya adalah terobsesi ruangan yang rapi, yang mana orang tersebut akan merapikan dan menata ruangan secara berulang-ulang. Perilaku ini cukup ekstrem yang kemudian mengakibatkan orang tersebut tidak bisa beradaptasi dan beraktivitas dengan baik.

Sebuah studi mengenai misophonia di lakukan dari bulan November 2020 hingga Maret 2021 di Sussex, Inggris, dengan jumlah 275 peserta. Dari jumlah tersebut, 142 adalah anak-anak dan remaja, dan sisanya 133 adalah orang tua. Hasil studi mendapati bahwa anak-anak dan remaja yang memiliki misophonia menunjukkan perilaku yang berkaitan dengan gejala OCD dan gangguan kecemasan.

Perilaku yang berkaitan dengan gejala OCD antara lain reaksi negatif terhadap suatu peristiwa, rasa stres dan cemas, dan kecenderungan untuk menghindar atau melakukan suatu hal secara berulang.

2. Tinitus dan hyperacusis

Waspadai, 5 Penyakit Ini Dapat Muncul Bersamaan dengan Misophoniailustrasi dokter memeriksa telinga pasien (freepik.com/prostooleh)

Tinitus atau telinga berdenging dan hyperacusis adalah gangguan pendengaran yang dapat muncul bersamaan. Dua penyakit ini juga dapat muncul bersamaan dengan misophonia karena gejalanya yang mirip satu dengan yang lain.

Di lansir American Tinnitus Association, di perkirakan sekitar 4 hingga 5 persen pasien dengan tinitis mengalami misphonia. Tinitis adalah salah satu gangguan pendengaran di mana orang yang bersangkutan mendengar suara seperti gemuruh, bunyi peluit, atau dengungan secara terus-menerus. Sekadar informasi, orang lain tidak mendengar bunyi yang di dengar oleh orang dengan tinitus.

Sebaliknya, hyperacusis adalah kondisi saat seseorang merasa terganggu saat mendengar suara atau bunyi di suatu lingkungan, tetapi orang lain yang mendengarnya tidak terganggu oleh suara atau bunyi tersebut.

Respons atau reaksi yang muncul saat mendengar suara tersebut antara lain berupa rasa takut, sulit konsentrasi, dan menghindari aktivitas sosial. Laman American Speech Language Hearing Association (ASHA) menyebutkan bahwa misophonia dapat muncul bersamaan dengan tinitus dan/atau hyperacusis.PokerOnline

3. Depresi

Waspadai, 5 Penyakit Ini Dapat Muncul Bersamaan dengan Misophoniailustrasi seseorang yang mengalami depresi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut sebuah studi yang terbit dalam International Journal of Environmental Research and Public Health tahun 2020, depresi lebih sering muncul pada seseorang yang memiliki misophonia di bandingkan gejala misophonia pada mereka yang mempunyai penyakit depresi.

Ini karena orang dengan misophonia memiliki pemicu yang menyebabkan mereka jadi muram atau gundah, cemas, dan mudah terganggu. 

4. ADHD

Waspadai, 5 Penyakit Ini Dapat Muncul Bersamaan dengan Misophoniailustrasi suasana kelas yang gaduh (unsplash.com/CDC)

Meskipun studi tentang keterkaitan antara attention-deficit/hyperactivity di sorder (ADHD) dengan misophonia masih berjalan, tetapi di lansir Healthline, baik ADHD maupun misophonia memiliki kesamaan di sensori overloadness.

Menambahkan dari Psychology Today, sensitivitas terhadap bunyi merupakan salah satu tipe pemicu sensory overloadness pada ADHD.

Ilustrasi sensory overloadness adalah perpaduan dari mendengar suara orang berbicara, teman di seberang mengklik bolpoin berkali-kali, suara gesekan daun yang tertiup angin, dan bunyi kursi yang menggesek lantai. Perpaduan bunyi ini mengakibatkan orang yang bersangkutan sulit konsentrasi, stres, dan marah.

5. Gangguan kecemasan

Waspadai, 5 Penyakit Ini Dapat Muncul Bersamaan dengan Misophoniailustrasi wajah cemas (unsplash.com/Icons8 Team)

Merangkum dari Psychology Today, meskipun misophonia dan gangguan kecemasan (anxiety disorder) merupakan dua penyakit yang berbeda tetapi dua kondisi ini berkaitan antara satu dengan yang lain. Persamaan gangguan kecemasan dengan misophonia terletak pada sistem neurophysiological.

Yang di maksud dengan sistem neurophysiological adalah bagian otak yang mengatur lari atau menghindar (flight) menjadi aktif saat seseorang merasa cemas atau panik. Seseorang yang memiliki misophonia juga mengalami hal ini.

Itulah informasi mengenai lima penyakit yang dapat muncul bersamaan atau komorbid dengan misophonia. Apabila mengalami masalah sensitivitas dengan suara seperti merasa stres saat mendengar orang sedang makan atau mendengar ketukan bunyi pensil berkali-kali, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau mengunjungi psikolog untuk mendapatkan evaluasi.

Baca Juga : 5 Tips Jitu Kurangi Kolesterol Saat Berpuasa, Tetap Sehat Dan Bugar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *